Ngeri banget...
Kawula Muda, masih ingat dengan Fyre Festival? Salah satu acara musik terbesar yang gagal diselenggarakan di tahun 2017 lalu. Fyre Festival adalah pengalaman festival musik tahun 2017 yang paling banyak dibicarakan, tetapi bukan karena kesenangan yang ada di dalamnya. Melainkan, karena kegagalannya yang menghebohkan dunia.
Diiklankan oleh wajah-wajah terkenal, seperti Kendall Jenner, Bella Hadid, dan Hailey Baldwin, Fyre Festival disebut sebagai sebuah penipuan festival glamor di pulau terpencil, Great Exuma Island, Bahama.
Bahkan, Fyre Festival sudah didokumentasikan menjadi sebuah film dokumenter pada tahun 2019 dan menjadi worldwide trending, loh. Dokumenter dengan judul Fyre Fraud (2019) yang tayang di Hulu dan Fyre: The Greatest Party That Never Happened (2019) yang tayang di Netflix sukses merangkum dan menunjukkan sebuah festival besar yang gagal dan merugikan banyak pihak.
Melansir CNN, tiket Fyre Festival dijual seharga 1.000 sampai 12.000 Dolar AS atau sekitar Rp 178 jutaan, Kawula Muda! Dengan harga tiket yang fantastis, pihak penyelenggara menjanjikan akomodasi mewah, makanan, seni, musik, dan petualangan terbaik di Bahama.
Tidak hanya itu, selain menggunakan nama-nama besar yang mereka bayar untuk mengiklankan Fyre Festival, pihak Fyre juga melakukan promosi habis-habisan, termasuk mendatangkan Blink-182, Migos, Lil Yachty, dan Major Lazer. Hal tersebut sukses membuat banyak orang terbuai dan ribuan tiket Fyre Festival berhasil terjual dalam waktu singkat.
Seth Crossno, seorang blogger dan podcaster, beserta ketiga temannya menghabiskan 45.000 Dolar AS atau sekitar Rp 667 juta untuk tiket, perjalanan, dan akomodasi mewah.
Tetapi, ketika mereka muncul, mereka menemukan bahwa festival tersebut belum siap sepenuhnya.
"Masih ada pekerja, truk pick-up, dan kendaraan roda 18 di mana-mana," katanya kepada Radio 1 Newsbeat seperti yang dikutip CNN.
Tidak hanya itu, villa yang dijanjikan oleh pihak penyelenggara berubah menjadi barisan tenda putih setengah jadi seperti perkemahan musim panas. Beberapa penonton bahkan mengatakan bahwa harga yang sudah mereka bayar diganti oleh tidur di kasur lantai yang basah kuyup, makanan katering yang tidak lebih dari irisan keju di atas roti dan sedikit saus untuk salad, serta barang bawaan mereka diletakan di sebuah truk kontainer, di sebuah tempat parkir yang gelap dan tanpa penerangan.
Seorang penonton, Alyssa Saran, pergi ke festival dari Vancouver bersama suaminya dan membayar 3.000 dolar AS untuk pengalaman VIP. Ia berkata betapa kecewanya dirinya dengan buruknya festival itu dijalankan, ia juga membagikan foto-foto tempat festival yang masih dalam pembangunan.
Saran dan suaminya termasuk yang beruntung karena dapat bermalam di rumah penyelenggara, tetapi tidak semua orang seberuntung itu, Kawula Muda.
“Saya punya dua teman di lapangan sekarang. Mereka berusaha memanfaatkannya sebaik mungkin tetapi harus menemukan handuk dan seprai untuk tidur, ”katanya.
Tidak hanya itu, yang paling menyedihkan, Festival Fyre bukan hanya pengalaman yang menyedihkan bagi orang-orang yang membayar tiket, tetapi juga berdampak besar pada penduduk lokal pulau yang membantu penyelenggara membangun festival, Kawula Muda.
Melansir BBC, salah satu pemilik restoran lokal mengaku bahwa ia menghabiskan 50.000 Dolar AS dari tabungan hidupnya untuk katering Fyre Festival menjelang acara tersebut.
Ketika semuanya berantakan dan orang-orang begitu saja pergi, pihak penyelenggara gagal membayar para pekerja di pulau itu.
Bahkan, dengan segala pertimbangan yang ada, Blink-182 akhirnya memutuskan untuk enggak jadi tampil dalam acara Fyre Festival.
"Kami nggak yakin bahwa kami akan memiliki apa yang kami butuhkan (di Fyre Festival) untuk memberi kami kualitas pertunjukan yang selalu kami berikan kepada penggemar," tulis Blink-182 melalui akun Twitternya.
Pejabat pemerintah Bahama juga mengatakan mereka sangat kecewa dengan kekacauan yang dialami para pengunjung festival, Kawula Muda.
“Penyelenggara acara meyakinkan kami bahwa semua tindakan telah diambil untuk memastikan acara yang aman dan sukses, tetapi jelas mereka tidak memiliki kapasitas untuk melaksanakan acara sebesar ini,” kata perwakilan pejabat pemerintah Bahama.
Festival ini bermula ketika Billy McFarland dan rapper Ja Rule berinisiatif untuk membuat sebuah acara festival musik mewah di pulau Great Exuma, Bahama. Acara ini merupakan bentuk promosi dari aplikasi musik buatan mereka, Fyre, pada tahun 2017 lalu.
Hebatnya, Billy juga berhasil mendapatkan dana pinjaman dari fashion executive Carola Jain yang jumlahnya dikabarkan mencapai 4 juta Dolar AS atau sekitar Rp 59 miliar, Kawula Muda.
Namun, kegagalan pihak penyelenggara Fyre Festival menjadi sasaran delapan tuntutan hukum, bahkan beberapa di antaranya menuntut ganti rugi mencapai 100 juta Dolar AS dengan tuduhan penipuan.
Billy McFarland yang menjadi CEO Fyre Media Inc. pada saat itu divonis hukuman enam tahun penjara dan dikenakan sanksi sebesar 26 juta Dolar AS pada Oktober 2018.
Billy diketahui telah dibebaskan dari jeruji besi dua tahun lebih awal dari hukuman yang dijatuhkan. Dilansir dari Variety, Billy seharusnya masih mendekam di penjara hingga Agustus 2023. Namun, pengacaranya berusaha untuk membebaskan kliennya sejak 2020. Meskipun telah dibebaskan, Billy belum sepenuhnya bebas. Kini, ia sedang menyandang status kurungan komunitas untuk menjalani sisa pidananya sejak 30 Maret 2022 lalu.
Sedangkan rapper Ja Rule yang awalnya dirumorkan sebagai salah satu penyelenggara acara tersebut tidak ditangkap atau didakwa sehubungan dengan penipuan acara ini. Pengacaranya berpendapat bahwa Billy menggunakan nama dan koneksi Ja Rule untuk mempromosikan acara tersebut dan menuntut Billy ganti rugi.
“Saya benar-benar minta maaf karena ini BUKAN KESALAHAN SAYA… tapi saya bertanggung jawab,” tulis Ja Rule di Twitter.
Duh, jangan sampai ada the next Fyre Festival ya, Kawula Muda!