Apa tanggapan lo, Kawula Muda??
Drake baru-baru ini mengajukan tindakan hukum terhadap Universal Music Group (UMG) dan Spotify, Kawula Muda.
Pelantun lagu 'One Dance' ini menuduh mereka berkonspirasi untuk secara artifisial meningkatkan popularitas lagu “Not Like Us” Kendrick Lamar yang ditujukan padanya.
Dalam petisi yang diajukan ke Mahkamah Agung New York pada hari Senin (25/11/2024) pengacara perusahaan milik Drake, Frozen Moments LLC, menuduh UMG dan Spotify menjalankan “kampanye untuk memanipulasi dan memenuhi layanan streaming serta gelombang udara” yang menggunakan berbagai taktik agar lagu Lamar lebih populer.
“UMG berkonspirasi dan membayar pihak-pihak yang saat ini belum diketahui untuk menggunakan ‘bot’ guna secara artifisial menyebarluaskan Not Like Us dan menipu konsumen agar percaya bahwa lagu tersebut lebih populer daripada kenyataannya,” tulis pengacara Drake dalam petisi yang tersebut pada hari Senin (25/11/2024) yang dikutip melalui The Guardians
Petisi itu juga menuduh UMG membayar influencer untuk mempromosikan "Not Like Us" di media sosial dan membuat perjanjian bayar-main dengan stasiun radio.
“Saran bahwa UMG akan melakukan apa pun untuk merugikan artis-artisnya sangatlah menyinggung dan tidak benar. Kami menjalankan praktik etika tertinggi dalam kampanye pemasaran dan promosi kami," seorang juru bicara UMG mengatakan kepada The Guardian pada hari Selasa (26/11/2024).
Baik Drake maupun Kendrick Lamar, telah lama berkarier di bawah naungan Universal Music Group (UMG).
Drake melalui Republic Records, sementara Lamar melalui Interscope, yang keduanya merupakan label milik UMG.
Petisi yang diajukan oleh pihak Drake bukan merupakan gugatan penuh, melainkan sebuah langkah hukum di New York yang memungkinkan pengacara Drake meminta pengadilan agar UMG dan Spotify menyimpan semua dokumen dan informasi relevan sebagai persiapan untuk kemungkinan gugatan di masa depan.
Namun, tindakan ini menandai eskalasi perseteruan antara kedua rapper tersebut, yang bermula dari saling sindir lewat lagu “Diss”.
Dalam lagu seperti 'Euphoria', 'Meet the Grahams', dan 'Not Like Us', Lamar menuduh Drake terlibat hubungan seksual dengan gadis di bawah umur serta memiliki anak rahasia.
Sebagai tanggapan, Drake merilis lagu seperti 'Family Matters' dan 'The Heart Part 6', di mana ia menuduh Lamar melakukan kekerasan dalam rumah tangga, berselingkuh, mengkritik kolaborasinya dengan Taylor Swift, hingga mengejek tinggi badannya.
Keduanya secara tegas membantah tuduhan tersebut.
Drake menuduh bahwa UMG memberikan potongan tarif lisensi kepada Spotify sebagai imbalan agar platform tersebut merekomendasikan lagu Lamar kepada pengguna, bahkan ketika mereka mencari musik atau artis yang tidak berkaitan.
Petisi itu juga menyebut UMG membayar Apple untuk membuat asisten digital Siri secara sengaja mengarahkan pengguna yang ingin mendengarkan lagu Drake ke 'Not Like Us'.
Drake juga mengklaim bahwa skema tersebut menghasilkan 900 juta stream untuk “Not Like Us”, menjadikannya “diss track” dengan jumlah stream terbanyak dalam sejarah Spotify.
Lagu itu memecahkan rekor Spotify untuk jumlah stream harian terbanyak untuk lagu hip-hop (12,8 juta) dan stream mingguan terbanyak oleh seorang rapper (81,2 juta).
Kesuksesan Not Like Us disebut juga meningkatkan jumlah stream katalog lama Lamar, yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial tambahan bagi UMG.
Drake menyatakan bahwa ia telah berupaya berdiskusi dengan UMG untuk menyelesaikan kerugian yang dialaminya akibat tindakan mereka.
Dalam petisi tersebut, UMG dituding melanggar undang-undang Racketeer Influenced and Corrupt Organizations (RICO) sebuah undang-undang federal yang sering digunakan untuk kasus kriminal terkait kejahatan terorganisir serta melakukan praktik bisnis yang menyesatkan dan iklan palsu.