Kawula Muda, pernah alami microsleep saat menyetir kendaraan?
Pernah enggak lagi menyetir lalu tiba-tiba tertidur sebentar sekitar satu detik dan terbangun gara-gara kepala tersentak? Nah, ternyata itu adalah microsleep dan sangat berbahaya buat kesehatan dan keselamatan, apalagi kalau microsleep terjadi saat sedang mengemudi.
Buat para pemudik, microsleep jadi salah satu ancaman terbesar. Karena biasanya orang yang melakukan pekerjaan monoton dalam waktu yang lama seperti saat berkendara dan dalam kondisi kurang tidur sangat rentan mengalami microsleep.
Bagaimana cara menghindari microsleep apalagi bagi para pemudik yang harus menempuh perjalanan panjang dan membawa kendaraan sendiri? Simak informasi di bawah ini ya!
Menurut laman Web MD, microsleep mengacu pada episode tidur yang berlangsung kurang dari 30 detik. Bahkan banyak orang yang tidak menyadari telah mengalami microsleep.
Biasanya, ketika seseorang mengalami microsleep, otak akan beralih dengan cepat antara tertidur dan terjaga. Dalam kasus microsleep, setiap periode tidur hanya berlangsung dalam beberapa detik, padahal satu periode tidur setidaknya harus berlangsung selama satu menit supaya otak dapat mencatat kegiatan itu. Ketika mengalami microsleep, orang akan kehilangan kendali atas kinerja mereka.
Salah satu penyebab utama microsleep adalah kurang tidur. Tapi, belum tentu juga orang yang sudah tidur cukup tidak mengalami microsleep. Dalam beberapa kasus, microsleep biasanya terjadi ketika seseorang melakukan kegiatan yang monoton seperti mengemudi kendaraan di jalan yang kosong.
Selain itu, kerja shif malam dan efek samping minum obat bisa juga menyebabkan orang mengalami microsleep.
Microsleep bisa terjadi kapan pun dan di mana pun, salah satunya saat mengemudi kendaraan. Jika seseorang mengalami microsleep saat mengemudi selama 3 detik saja saat kendaraan melaju dengan kecepatan 60 mil per jam, maka bisa jadi kendaraan akan berjalan sepanjang 300 kaki ke arah yang salah. Ini tentu saja sangat berbahaya, karena bisa saja kendaraan melaju ke luar jalur lalu lintas sehingga tidak hanya membahayakan diri sendiri tapi juga orang lain.
Salah satu gejala microsleep yang sering terjadi adalah menutup sebagian atau seluruh mata. Tapi, terkadang microsleep juga bisa terjadi dalam kondisi mata terbuka. Selain itu, gejala lainnya adalah kepala mengangguk, tatapan kosong, menguap berlebihan, mengalami sentakan tubuh tiba-tiba, terus berkedip untuk tetap terjaga, sampai tidak menanggapi informasi. Tapi, orang yang mengalami microsleep biasanya tidak selalu menyadari mereka telah tertidur sebentar.
Untuk menghindari microsleep ada baiknya agar pemudik tidur cukup yaitu 7-9 jam sebelum berkendara. Minum kopi 30 menit sebelum berkendara bisa jadi salah satu solusi untuk menghindari microsleep. Kopi biasanya baru memberikan efek setelah 30 menit dikonsumsi.
Jika mengantuk atau lelah sebaiknya berhenti sejenak untuk beristirahat. Karena selama episode microsleep, orang akan menunjukkan respons yang berkurang terhadap rangsangan eksternal, seperti suara atau isyarat visual. Jika berkendara jarak jauh sebaiknya beristirahat setiap 1-2 jam sekali.