Kawula Muda, banyak yang enggak sadar kalau sudah menderita gangguan mental ini.
Beberapa waktu lalu viral sebuah video di TikTok yang memperlihatkan kamar kost penuh dengan tumpukan sampah. Video yang diunggah oleh akun TikTok @nurambar00 itu merekam kondisi kamar yang dipenuhi berbagai macam sampah mulai dari botol plastik minuman kemasan, kantong kresek, kertas bungkus kado, makanan, dan banyak lagi lainnya.
Menurut video tersebut penghuni kost padahal seorang wanita cantik yang bekerja di pabrik. Namun, sang penghuni kost itu selalu menutup diri, tidak pernah bersosialisi dengan sesama penghuni kost lainnya.
Alhasil video itu tentu saja langsung menarik perhatian warganet. Beberapa warganet bahkan menyebutkan kalau penghuni kost itu mungkin telah menderita penyakit mental bernama hoarding disorder.
Kasus hearing disorder memang telah terjadi di mana-mana. Melansir dari The Korea Times, pada 2017 lalu pihak kepolisian setempat berhasil menyelamatkan seorang wanita tua berusia 79 tahun yang tertimbun sampah di dalam rumahnya sendiri.
Pihak kepolisian bahkan sampai membutuhkan waktu hampir 40 menit untuk bisa mencapai perempuan tua itu yang tergeletak hanya beberapa meter dari pintu rumah.
Menurut laporan, selama lima tahun putra perempuan tersebut terbiasa membawa pulang pakaian bekas, kotak kertas, botol plastik, dan barang-barang bekas lainnya. Bahkan sampah yang dibawa pulang oleh pria berusia 52 tahun itu menumpuk hingga memenuhi rumah seluas 42 meter bahkan sampai ke langit-langit rumah.
Pihak tim penyelamat menyebutkan bahwa kemungkinan anak pemilik rumah itu telah menderita gangguan kebiasaan menumpuk sampah yang biasa disebut hoarding disorder.
Melansir dari alodokter, hoarding disorder adalah perilaku gemar menimbun barang yang tidak berharga. Alasannya, karena menganggap barang tersebut akan berguna di kemudian hari, mengingatkan pada suatu peristiwa, atau merasa aman ketika dikelilingi barang-barang tersebut.
Menurut jurnal Dinamika Psikologis Wanita Dewasa Awal dengan Gangguan Compulsive Hoarding: Sebuah studi Kasus (2016) oleh Grace Natasya, hoarding disorder menyebabkan penderita memiliki keinginan yang kuat untuk menyimpan barang tersebut karena rasa cemas dan takut akan terjadi sesuatu yang buruk jika barang tersebut dibuang.
Sehingga penderita hoarding disorder biasanya menyimpan banyak benda mulai dari koran, majlaah, perlengkapan rumah tangga, pakaian kotor, dan barang-barang yang rusak dan tidak terpakai lainnya.
Sebenarnya tidak jelas apa yang menyebabkan hoarding disorder. Namun, ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang bisa menderita hoarding disorder, di antaranya adalah:
Gejala hoarding disorder biasanya muncul pertama kali saat remaja atau awal usia dewasa, sekitar usia 11-15 tahun. Dan kondisi mereka semakin memburuk seiring bertambahnya usia. Mereka biasanya menunjukkan beberapa tanda dan gejala sebagai berikut:
Penderita hoarding disorder biasanya tidak sadar kalau apa yang dialaminya adalah gangguan mental. Ini yang membuat pengobatan untuk penderita hoarding disorder sulit untuk dilakukan.
Jika tidak disembuhkan, penderita hoarding disorder dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya dan bisa menimbulkan permasalahan lain seperti risiko jatuh atau tertimpa benda-benda yang ditimbun, terjebak dalam ruangan yang sempit, terlibat konflik dengan keluarga atau orang sekitar, terisolasi dari lingkungan sekitar, gangguan kesehatan karena lingkungan tidak bersih, produktivitas kerja menurun, hingga kebakaran.
Walaupun sulit untuk disembuhkan, hoarding disorder dapat diatasi dengan melakukan psikoterapi dan pemberian obat-obatan. Pada saat psikoterapi, penderita akan dilatih untuk menahan keinginannya menimbun barang serta belajar membuang barang yang ditumpuk.
Kawula Muda, yuk mulai buang barang-barang yang tidak berguna agar tidak menjadi kebiasaan dan mengalami hoarding disorder.