Lo termasuk takut nikah gak?
Tren media sosial sering kali berubah-ubah, dan belakangan ini "Marriage Is Scary" sedang populer di FYP TikTok.
Tren yang secara harfiah berarti "Pernikahan Itu Menakutkan" ini mengungkapkan berbagai alasan yang membuat beberapa pengguna wanita ragu untuk berkomitmen dalam pernikahan seumur hidup dengan pasangan mereka.
Unggahan sering kali diawali dengan frasa "Marriage Is Scary," diikuti oleh "What If," yang kemudian mengungkapkan alasan-alasan pribadi mengapa seseorang merasa takut untuk menikah.
Beberapa orang khawatir bahwa pasangannya tidak akan dapat menjadi pendukung setia di hadapan keluarga, sementara yang lain takut memiliki suami dengan preferensi yang berbeda.
Di sini, preferensi sehari-hari sering kali berkisar pada pandangan bahwa skincare dan makeup itu tidak esensial, hingga adanya ketidakseimbangan dalam tanggung jawab merawat anak.
Sebagai keseimbangan, banyak juga netizen yang mengungkapkan kebahagiaan mereka setelah menikah.
Ketakutan akan pernikahan bukan hanya sekedar topik yang hangat di media sosial untuk sementara waktu. Isu ini telah menjadi fokus di beberapa negara, tak terkecuali Indonesia, Kawula Muda.
Di Indonesia, angka pernikahan terus menurun setiap tahunnya. Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa penurunan ini disebabkan oleh perubahan persepsi masyarakat mengenai pernikahan.
"Dulu pernikahan setahun 2 juta lebih, sekarang meski jumlah usia nikahnya masih cukup besar, tapi hanya sekitar 1,5 sampai 1,7 juta," kata dokter Hasto dalam saat menyambangi Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada Rabu, 26 Juni 2024, dikutip dari Liputan6 pada Sabtu (17/8/2024).
Ia memaparkan, tujuan pernikahan di Indonesia mayoritas untuk pro kreasi, yang artinya mendapatkan keturunan.
"Ada juga yang rekreasi, supaya hubungan suami-istri sah. Ada yang security, yaitu supaya bisa mendapat perlindungan,” paparnya.
Saat ini, ada perubahan pandangan mengenai pernikahan. Banyak yang melihatnya sebagai tradisi yang tidak wajib diikuti. Penelitian menunjukkan bahwa minat untuk menikah telah menurun, yang berdampak pada penurunan Total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,18.
Hasto juga mengimbau para remaja untuk tidak menikah terlalu dini. Hal ini dikarenakan berbagai potensi masalah yang mungkin muncul akibat kehamilan di usia muda.