Kalo menurut lo gimana, Kawula Muda?
Pada Sabtu (14/01/2022) lalu, sebuah Lamborghini Aventador berwarna kuning mengalami mogok di jalur busway kawasan Jalan Panjang Arteri, Jakarta.
Video mobil mewah yang mogok tersebut pun ramai tersebar di media sosial. Cap mesin terlihat dibuka untuk mengeluarkan asap yang terkumpul. Selain itu, pada bagian kolong kendaraan, tampak pula cairan yang keluar dari mobil kuning tersebut.
Mengutip IDNIndonesia, mobil yang dikemudikan oleh Steve Kiswandono tersebut mengalami gangguan pada bagian radiator dan mengalami overheat. Pengemudi pun memutuskan untuk menghentikan mobilnya dan masuk ke jalur busway karena mengepulnya asap di dalam kendaraan.
Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Apakah membawa supercar di jalanan Jakarta merupakan hal yang tepat?
Pada dasarnya, supercar merupakan mobil dengan performa yang tinggi. Karena itu, mobil tersebut akan bekerja secara lebih optimal apabila berada di jalan yang berkualitas bagus pula, Kawula Muda! Misalnya saja jalanan yang tidak macet dan tidak terlalu panas.
Supercar bisa mengalami masalah apabila performa mesin tidak dipakai semuanya. Hal itu bisa terjadi ketika mobil berjalan tersendat-sendat akibat kemacetan, seperti macet di ibu kota.
“Jika begitu, masalah yang umum terjadi adalah penimbunan kerak pembakaran pada mesin. Meski di beberapa merek sudah memiliki kemampuan mengurangi penimbunan kerak, tapi hal itu sering kali tidak terhindarkan,” ujar Galih Laksono, pemilik bengkel G-Speed Indonesia kepada Otomania, Senin (28/12/2015).
Hal yang sama pun disebut oleh Imam Choiri, pemilik bengkel AP Speed Bekasi yang diwawancarai oleh Kompas. Menurutnya, besar kemungkinan mesin pendingin supercar tidak beroperasi secara maksimal.
"Itu karena overheat, panas, supercar mesinnya di belakang, pendinginannya sepertinya kurang," ucap Imam, Sabtu (14/01/2023).
Sebagai informasi, Lamborghini Aventador memiliki mesin V12 6.500 cc yang menghasilkan 700 PS atau 690 TK. Untuk mendukung performa yang tinggi tersebut, maka diperlukan pula pendingin yang bekerja secara optimal. Tidak seperti mobil biasa, mesin yang kuat pada supercar memang cepat menjadi panas, Kawula Muda!
Mesin mobil supercar pun membutuhkan angin sebagai pendingin. Namun, pada kasus Lamborghini Aventador tersebut, mobil diduga tidak cukup mendapat angin karena melaju tersendat-sendat seiring dengan kemacetan yang terjadi.
"Supercar enggak dipakai terus sampai macet-macetan. Seperti motor gede, kalau macet-macetan panas, kalau ngebut ya adem (mesinnya), dapat angin," tambah Imam.
Jakarta memang merupakan kota yang akrab dengan kata ‘macet’. Mengutip laman Dinas Perhubungan Jakarta, tingkat kemacetan Jakarta menduduki peringkat ke-46 dalam indeks kemacetan kota di seluruh dunia versi lembaga TomTom Traffic Index.
Data yang diambil pada 2021 lalu tersebut mengukur kemacetan dari 404 kota dari 58 negara di seluruh dunia. Ibu kota negara Indonesia tersebut pun memiliki tingkat kemacetan sebesar 34%.
Kemacetan pun menimbulkan waktu ekstra yang harus dijalani pengemudi ketika di jalan. Pada waktu sibuk di pagi hari, waktu ekstra tersebut berkisar pada 11 menit. Sementara itu, pada sore hari, waktu ekstra mencapai 19 menit, Kawula Muda!
Selain kata ‘macet’, tak jarang warga Jakarta turut mengeluhkan cuaca yang ‘panas’. Indonesia memang merupakan negara tropis sehingga banyak mendapat curah matahari. Karena itu, suhu panas yang ekstrem dapat saja terjadi di Indonesia, termasuk Jakarta, terutama saat musim kemarau.
Tak hanya di Jakarta, insiden supercar rupanya kerap terjadi di Arab Saudi, Kawula Muda! Persamaan Arab Saudi dengan Jakarta adalah memiliki cuaca yang panas dan dapat melampaui 35 derajat Celsius.
Mengutip The Nasional News, terjadi dua insiden terbakarnya dua supercar di negara tersebut pada November 2021 lalu. Karena itu, terbakarnya supercar seperti Lamborghini, McLaren, serta Ferrari di jalanan panas bukan pertama kalinya terjadi.
Ahli otomotif Damien Reid dan mekanik mobil Tim Crossley dari I Service Any Car di Dubai pun menjelaskan beberapa faktor penyebab terbakarnya supercar.
“Sistem bahan bakar yang bocor, kabel yang rusak atau rusak, cairan yang tumpah, dan sistem pembuangan yang berkinerja buruk hanyalah beberapa penyebab yang dapat dihindari. Banyak orang mungkin juga tidak menyadari bahwa baterai pada kendaraan listrik sangat mudah menguap, dan jika rusak dapat terbakar,” tuturnya mengutip The National News.
Selain itu, berlebihannya pengisian bahan bakar serta cuaca yang terlalu panas juga dapat menyebabkan sebuah supercar mengalami overheat hingga terbakar.
“Mobil Anda mengalami kondisi yang sama (terkena panas) selama bertahun-tahun dan mudah untuk membayangkan bagaimana pipa plastik dapat menjadi rapuh, selang karet dapat rusak, dan kabel listrik dapat rusak, meskipun mobil tidak digunakan secara teratur.”
Gimana, Kawula Muda? Masih berminat menggunakan supercar di tengah macet dan panasnya ibu kota?