Hai Kawula Muda, kalau mau langgeng dan mesra terus, coba cek urutan kelahiran kalian dan pasangan!
Sejak 1920-an, seorang psikoterapis sekaligus pendiri The School of Individual Psychology, Alfred Adler, mengungkapkan teori kepribadian anak berdasarkan urutan lahir.
Adler percaya bahwa urutan lahir dalam keluarga sangat berpengaruh pada kepribadian seseorang. Hal itu, termasuk juga untuk urusan percintaan.
Anak sulung cenderung pintar, bertanggung jawab, dan penuh prestasi. Saat mereka tumbuh dewasa dan jatuh cinta, sifat positif itu cukup menguntungkannya.
Dikutip dari Huffington Post, psikolog Linda Blair mengungkapkan, sulung juga dikenal rapi, penuh kasih sayang, dan pandai merawat orang lain.
“Dalam sebuah hubungan, Anda bisa mengandalkan si sulung untuk mendorong agar dirinya lebih baik dan kritis terhadap diri sendiri,” kata Linda.
Pakar parenting Michael Grose menambahkan, sulung juga memiliki kekurangan yakni perfeksionis dan suka mengontrol.
Mampu berkompromi adalah keunggulan utama dari anak tengah. Secara alami, mereka adalah orang yang suka dengan kedamaian.
Anak tengah mampu beradaptasi, pandai berdiplomasi, dan unggul bernegosiasi karena terbiasa menghadapi kakak dan adiknya.
Karenanya, keadilan menjadi hal yang sangat penting bagi anak tengah. Namun, terkadang anak tengah bisa terbawa opini orang lain.
“Mereka realistis tentang kemampuannya sendiri, tapi mungkin tidak terlalu merasa pasti tentang apa yang mereka inginkan dalam hidup, termasuk percintaan,” ujar Blair.
Anak bungsu umumnya suka mencari perhatian, berani ambil risiko, dan penuh pesona.
Dalam hubungan percintaan, mereka cenderung jadi orang yang ceria dan spontan serta mudah berteman.
Hal itu karena sejak kecil, bungsu telah belajar membaca orang dan berinteraksi dengan yang lebih tua di keluarganya. Karenanya, bungsu sangat mudah berinteraksi.
Sisi buruknya, si bungsu sering berharap orang lain akan membuat keputusan untuk mereka, dan itu bisa berkaitan dengan tidak mau diberi tanggungjawab.
Meski agak merepotkan, dengan segala pesona yang dimiliki, si bungsu mampu meluluhkan hati pasangan dan membuat suasana menjadi santai.
Anak tunggal tumbuh sebagai anak yang tidak pernah diharuskan berkompentisi untuk merebut perhatian orangtua. Karena itu, umumnya anak tunggal berkepribadian konvensional, bertanggung jawab, dan dapat diandalkan.
Namun, karena perhatian selalu tercurah kepadanya, anak tunggal kadang bisa selalu meminta curahan cinta.
Idealnya, anak tunggal berpasangan dengan anak sulung, karena keduanya memiliki kepribadian yang bertanggung jawab.
Jika dipasangkan dengan anak bungsu, maka hubungan mereka bisa membuat keduanya frustrasi, karena si bungsu cenderung sering melakukan hal konyol, sementara anak tunggal tak terbiasa dengan hal tersebut.
Namun, Linda Blair kembali mengungkapkan, ketimbang urutan lahir, pengalaman masa kecil akan menjadi fondasi bagaimana kepribadian dan karakter seseorang terbentuk.
Blair mencatat, cara mendidik dan keharmonisan orangtua punya pengaruh besar pada pertumbuhan seorang anak termasuk urusan percintaan.