Kawula Muda, kalian lebih suka sendiri atau bareng-bareng?
Kawula Muda, siapa yang suka melakukan kegiatan sendirian? Sepertinya, kalau di Indonesia orang yang sering ngapa-ngapain sendirian, masih dibilang aneh ya. Seperti makan sendiri, pergi sendiri, ke bioskop sendiri, semacam jomblo ngenes, pasti akan jadi omongan banyak orang.
Tapi, beda lagi nih kalau di negara Jepang. Di Negeri Matahari Terbit ini, orang yang pergi sendirian, makan sendirian, dianggap biasa saja.
Ini karena mereka mengenal sebuah tren menormalisasi orang-orang yang beraktivitas sendirian di ruang publik. Tren ini bernama ohitorisama.
Melansir dari Japan Times, ohitorisama memiliki arti pesta satu orang, di mana melakukan kegiatan sendirian sama menyenangkannya dengan berkelompok atau bersama-sama.
Menurut penelitian pada 2019, Jepang menjadi salah satu negara dengan tingkat individualisme yang tinggi di dunia. Penelitian yang berjudul The Role of Individual Variable Pay in a Collectivistic Culture Society mengungkap bahwa skor individualisme masyarakat Jepang adalah 46. Sementara, skor individualisme masyarakat Indonesia adalah14.
Padahal satu dekade sebelumnya, orang Jepang cenderung tidak ingin hidup sendirian. Dulu, orang-orang Jepang kerap melakukan segala sesuatunya bersama-sama, seperti makan di restoran bersama.
Dikutip dari BBC, sekitar 10 tahun ke belakang, masyarakat Jepang akan merasa malu ketika terlihat makan seorang diri di kantin sekolah atau kantor. Mereka akhirnya memilih untuk makan sendirian di bilik toilet yang kemudian dikenal dengan istilah banjo meshi.
Biasanya banjo meshi dilakukan oleh para karyawan dan pelajar yang merasa tidak nyaman berkumpul dengan orang lain, terutama saat jam istirahat atau jam makan siang.
Tren banjo meshi ini kemudian berkembang dan mulai diterapkan untuk kegiatan sehari-hari di ruang publik. Hal ini membuat banyak orang Jepang mulai merasa nyaman untuk melakukan aktivitas sehari-hari sendirian. Hingga akhirnya aktivitas sendirian itu menjadi sebuah tren baru yang dinamakan ohitorisama.
Karena adanya tren ohitorisama ini, masyarakat Jepang pun mulai membuat penyesuaian. Sejumlah inovasi baru yang menyesuaikan tren mulai bermunculan.
Tempat-tempat khusus untuk didatangi sendirian mulai menjamur di Jepang. Mulai dari kemunculan restoran berkonsep hitori yakiniku sampai dengan karaoke untuk satu orang.
Dulunya, restoran barbeque di Jepang identik dengan suasana kekeluargaan. Restoran ini biasanya menyediakan beberapa alat pemanggang dalam satu meja panjang sehingga keluarga besar atau sekelompok rekan kerja dapat makan bersama-sama.
Namun, dengan adanya tren ohitorisama ini, banyak restoran yang mengusung konsep hitori yakiniku di mana pelanggannya dapat memanggang daging dan makan sendirian.
Para penganut ohitorisama di Jepang juga enggak perlu malu, karena setiap meja diberi sekat pemisah antara satu meja dengan yang lain.
Sekat ini membuat mereka dapat menjaga privacy, tidak perlu merasa malu untuk makan sendirian, serta tidak perlu berinteraksi dengan orang lain yang membuat mereka tidak nyaman.
Selain restoran, hotel di Jepang juga banyak yang menyediakan konsep single-person service mirip seperti hotel kapsul, di mana orang bisa dengan nyaman tidur sendirian.
Sementara itu, tempat karaoke di Jepang juga banyak yang menyediakan ruang karaoke untuk satu orang. Padahal, biasanya karaoke menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan bersama-sama. Ruang karaoke untuk satu orang ini berukuran mini studio seperti booth telepon yang dilengkapi peralatan karaoke.
Bagi masyarakat Jepang, ohitorisama atau budaya single bukanlah hal yang aneh. Bagi mereka, tren tersebut justru mendorong setiap individu untuk tidak terlalu bergantung pada orang lain.
Selain itu, ohitorisama juga dapat memberikan kebebasan pada setiap individu untuk bereksplorasi sesuai dengan keinginannya. Kultur kerja orang Jepang yang dikenal sangat gila kerja dan serba cepat, membuat ohitorisama sebagai pilihan yang cocok bagi mereka yang ingin menikmati "me time".
Ohitorisama diprediksi akan semakin berkembang di Jepang, dan penganutnya akan terus bertambah hingga 2030. Kalau Kawula Muda lebih senang menganut ohitorisama atau menikmati hidup bersama dengan banyak orang?