Hai Kawula Muda, ada tren wisata baru di Thailand.
Semenjak pemerintah Thailand melegalkan ganja pada pekan lalu, antusias turis untuk membeli ganja menjadi sangat tinggi di negara tersebut.
Para turis pun rela antre untuk mendapatkan ganja di sejumlah food truck yang menjual ganja di kota Bangkok.
Dilansir dari Reuters, Selasa (14/6), food truck yang terletak di daerah Bangkok menjadi populer di kalangan backpacker, di sana ganja dijual seharga 700 baht atau sekitar Rp 300 ribu per gram.
Para pedagang mengatakan ganja dapat memengaruhi pengguna dengan berbagai cara seperti membantu mereka tidur lebih nyenyak atau mengurangi kecemasan. Beberapa jenis ganja yang popular dijual adalah Amnesia, Jack Haze, dan Night Nurse.
Nampaknya kebijakan ini juga tidak terlepas dari usaha Pemerintah Thailand untuk membantu sektor pertanian dan penelitian medis ekonomi.
Para pengecer ganja mengatakan industri pariwisata yang dilanda pandemi Covid-19 juga harus mendapat dorongan.
Meskipun bisa dengan bebas diperjual belikan, merokok ganja di tempat umum dapat melanggar undang-undang Kesehatan.
Parlemen juga masih memperdebatkan rancangan undang-undang peraturan ganja yang berarti masih ada kebingungan tentang bagaimana ganja dapat digunakan secara legal.
Sejak 9 Juni lalu setiap orang di Thailand dapat menanam atau memiliki ganja untuk keperluan rumah tangga. Meski demikian mereka harus memberi tahu pihak berwenang tanpa harus meminta izin.
Administrasi Makanan dan Obat Thailand telah membuka platform online untuk memfasilitasi pendaftaran. Akan tetapi, impor, ekspor, ekstraksi, atau produksi ganja masih memerlukan izin dari pihak berwenang.