Hai Kawula Muda! Udah tau belum kalo sepatu Docmart awalnya sempat dijual untuk sepatu berkebun?
Belakangan sosial media Twitter ramai membicarakan Dr. Martens (Docmart). Bermula dari sebuah cuitan warganet dengan akun @milkylatte yang mengeluh tentang penggunaan sepatu Docmart yang dianggap kurang nyaman.
Cuitan tersebut menjadi viral dan menuai banyak respons dari yang setuju sampai kontra. Hal ini seakan menjadi bukti bahwa pengguna sepatu Docmart di Indonesia cukup banyak.
Sepatu yang awalnya digunakan para kelas pekerja kasar ini, telah bergeser penggunaannya menjadi tren fashion style, bahkan Menteri Sosial, Tri Risma Harini sempat tertangkap kamera menggunakan sepatu tersebut.
Tahu enggak Kawula Muda, jauh sebelum menjadi bagian dari tren fashion masa kini, sepatu yang dikenal tahan lama dan harganya di atas angka satu juta ini, mulanya adalah sepatu kelas pekerja, bahkan sempat dijual untuk berkebun.
Sepatu bersol tebal ini bermula saat usai perang Munich, 1945. Dr. Klaus Martens yang saat itu berusia 25 tahun sedang masa pemulihan dari patah kaki, Martens membuat sepatu sol dengan bantalan udara yang terbilang unik, dengan tujuan agar bisa membantu pemulihannya.
Bersama dengan seorang Insinyur Mesin, Dr. Herbert Funk, mereka akhirnya memutuskan bermitra. Dengan menggunakan perlengkapan militer bekas untuk memulai produksi.
Tahun 1947 menjadi tahun pertama mereka memulai produksi, dan ternyata bisnis tersebut berkembang pesat di dekade awal. Mertens dan Funk kemudian memutuskan mengiklankan produk mereka di majalah luar negeri pada tahun 1959.
Saat awal kemunculannya, sepatu Docmart tak lebih dari sepatu boots biasa. Sehingga pengguna Docmart mayoritas berasal dari tukang pos dan buruh. Bahkan awalnya sepatu tersebut hanya seharga dua pound sterling.
Seiring berjalannya waktu, Skinhead pecinta ska awal dan Pete Townshend dari The Who menjadi tonggak awal perubahan sejarah merek dan fungsi sepatu Docmart.
Kini sepatu Docmart bukan lagi milik kelas pekerja tetapi sudah menjadi bagian dari budaya populer. Hal tersebut membuat Docmart tak lagi tampil di pabrik dan tempat kerja. Tempat-tempat seperti konser musik, club malam, hingga acara pernikahan pun bisa ditemukan pengguna Docmart. Dan harganya cukup fantastis juga, Kawula Muda!