Hai Kawula Muda, kalian termasuk yang anti atau pro bra nih?
13 Oktober diperingati sebagai No Bra Day atau Hari Tanpa Bra. Meski masih pro dan kontra, pada hari ini para wanita dianjurkan untuk tidak mengenakan bra atau beha dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya gejala kanker payudara dan mengingatkan untuk menjalani pemeriksaan dini secara teratur.
Tidak membahas tentang Hari Tanpa Bra, kali ini kita cari tahu yuk bagaimana sih sejarah dari penemuan bra ini?
Pada zaman dahulu atau sebelum ada bra, para wanita menggunakan korset yang membentuk sosok ideal yaitu dada yang menonjol di atas pinggang kecil.
Sebenarnya penggunaan korset tidaklah nyaman karena menekan payudara. Namun karena pengaruh budaya dan ‘tuntutan’ untuk memperindah diri, korset pun selalu digunakan oleh para wanita.
Banyak teori terkait munculnya bra pertama kali. Salah satunya adalah kemunculan bra pada 1917. Menurut NPR, pada saat itu kerangka korset sebagian besar terbuat dari logam, yang diperlukan untuk amunisi dan perlengkapan militer lainnya.
Dewan Industri Perang AS kemudian meminta para wanita Amerika untuk berhenti menggunakan korset besi. Tak berapa lama kemudian, bra modern berhasil diciptakan dan membebaskan wanita dari korset logam.
Namun sumber lain menyatakan, momen tersebut tidak dijadikan sebagai penggunaan bra pertama. Bra pertama kemungkinan besar berasal dari Yunani Kuno, ketika wanita menggunakan kain linen di payudara lalu mengikatnya ke belakang.
Banyak wanita mengenakan ikat di dadanya agar terlihat lebih berisi serta memusatkan perhatian pada lekukan pinggang.
Kemudian fragmen tekstil linen yang ditemukan di Tirol Timur, Austria, yang berasal dari 1440 dan 1485, diyakini sebagai bra.
Pada fragmen pertama terdapat potongan bulat yang terbuat dari dua pototng linen yang dijahit kain memanjang ke bagian bawah tubuh dengan deretan enam lubang tali untuk diikat dengan renda atau tali.
Sedangkan fragmen yang kedua memiliki tali bahu dan dihiasi dengan renda di belahan dada.
Di Asia, seperti di India, China, dan Vietnam, para wanitanya juga telah mengenakan pakaian yang gunanya seperti bra.
Mengutip dari The Exploress, di India penyebutan pertama bra berasal dari tulisan-tulisan dari abad ke-1 Masehi.
Di China kuno ada beberapa benda yang penggunaannya seperti bra, di antaranya xieyi, pakaian dalam dengan gaya tunik yang dikenakan pada Dinasti Han sekitar 200 SM, dan moxiong, pakaian one-piece yang dikenakan sekitara 500 Masehi.
Sedangkan di Vietnam, terdapat pakaian dalam tradisional yang disebut yem, merupakan evolusi dari pakaian dalam tradisional China, dudou, yang dibawa ke Vietnam selama Dinasti Ming Qing. Popularitas yem padam pada abad ke-20 karena westernisasi.
Adalah Herminie Cadolle dari Prancis yang membuat bra modern pertama pada 1889. Cadolle membuat pakaian yang saat itu belum disebut bra, berupa korset tradisional yang dipotong menjadi dua.
Bagian bawah adalah korset untuk pinggang dan bagian atas menopang payudara dengan tali bahu. Deskripsinya berbunyi, “dirancang untuk menopang dada yang ditopang oleh bahu”.
Cadolle mematenkan penemuan itu dan menunjukkannya di pameran pada 1889. Perusahan mengklaim bahwa Herminie Cadolle berhasil membebaskan wanita dari penyiksaan penggunaan korset dengan penemuannya tersebut.
Pada 1905, bagian atas mulai dijual terpisah dengan sebutan soutien-gorge, nama bra yang masih dikenal di Prancis. Dia juga memperkenalkan pengguaan kain elastis untuk bra.
Sejak saat itu bra terus berkembang. Berbagai bahan dasar dan desain dibuat agar wanita semakin nyaman mengenakannya.