Kawula Muda! Yuk simak bersama dari sejarah hingga fakta unik Suku Baduy
Suku Baduy merupakan suku pedalaman Indonesia yang berada di Banten, Indonesia.
Banyak sekali berbagai fakta unik mengenai Suku Baduy yang menarik termasuk kehidupan mereka di dalam hutan yang menolak perkembangan teknologi dan sulit terdokumentasikan.
Mungkin lo sering melihat Suku Baduy berjalan kaki dari desa sampai kota besar tanpa alas kaki dengan pakaian sederhana berwarna putih atau hitam dan ikat kepala sebagai warisan nenek moyang. Budaya penuh sederhana inilah yang jadi salah satu kearifan lokal yang mereka lestarikan hingga saat ini di tengah kehidupan kota yang kian berubah.
Baru-baru ini, Suku Baduy menolak adanya internet di wilayah mereka dan meminta untuk jaringan internet dihilangkan karena bisa mengakibatkan merosotnya moral generasi yang bisa mengakses berbagai aplikasi dan konten yang bertentangan dengan adat.
Kawula Muda, lo bisa simak sejarah sampai fakta dari Suku Baduy di artikel ini.
Suku Baduy merupakan suku yang berasal dari provinsi Banten, Indonesia. dilansir dari CNN Indonesia, orang Baduy menyebut dirinya Urang Kanekes atau Orang Kanekes. Kata “Baduy” merupakan sebutan dari peneliti Belanda yang mengacu pada kesamaan Suku Baduy dengan kelompok Arab Badawi yang suka berimigrasi atau berpindah-pindah tempat.
Suku Baduy ini bermukmin di kaki pegunungan Kendeng di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Sekitar 40 km dari Rangkasbitung, pusat kota di Lebak, Banten.
Dilansir dari Detikedu, asal-usul Suku Baduy dikaitkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama mereka dan diyakini Suku Baduy memiliki tugas bertapa yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan dunia.
Selain itu, Suku Baduy juga dikaitkan dengan keberadaan kerajaan Pajajaran pada abad ke 11-12 masehi.
Saat itu diperkirakan Kerajaan Pajajaran yang dipimpin Raja Prabu Bramaiya Maisatandraman atau Prabu Siliwangi, mulai menguasai daerah Banten, Bogor, Priangan, hingga Cirebon.
Pada abad ke 15, masuklah agama Islam yang dibawa saudagar-saudagar Gujarat dan Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo dari Cirebon.
Masuknya agama Islam ini membuat semakin merosotnya Kerajaan Pajajaran. Dan mengakibatkan banyaknya rakyat meninggalkan kerajaan dan masuk ke hutan belantara arah Selatan.
Keturunan mereka hingga saat ini menempati kampung Cibeo dengan ciri-ciri memakai baju sangsang putih hasil jahitan tangan, ikat kepala putih, dan sarung biru tua tenunan sendiri. Mereka dikenal dengan julukan Orang Suku Baduy Dalam, mereka lebih tertutup dari Suku Baduy Luar.
Suku Baduy Dalam merupakan suku yang masih memegang prinsip hukum adat dan kuat menjalankan kearifan lokal mereka.
Sedangkan Suku Baduy Luar, memiliki ciri khas pada pakaian yang serba hitam dan ikat kepala biru tua serta sukunya sudah memulai budaya modern seperti naik kendaraan dan bersekolah.
1. Suku Baduy Dalam menamai dirinya sebagai orang Kajeroan. Sementara, Orang Baduy Luar disebut dengan orang baduy luar atau Panamping.
2. Masyarakat Suku Baduy senang melakukan kegiatan dengan jalan kaki.
3. Masyarakat Suku Baduy masih menggunakan peralatan yang sederhana dan alamiah.
4. Suku Baduy masih mempertahankan kemurnian budayanya dengan menetapkan satu wilayah keramat yang dinamakan “Tanah Kanekes.”
5. Kekayaan warga Suku Baduy tidak ditentukan dari bentuk rumah yang dimiliki. Mereka lebih mementingkan kekayaan spiritual, kelestarian budaya, dan keharmonisan alam.
6. Tradisi dalam agama yang dijalankan sangat sakral dan kepercayaan dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.
7. Mereka memegang nilai-nilai yang sangat kuat. Seperti, saling menghormati, gotong royong, menjaga kebersihan, menjaga keseimbangan alam dan manusia.
8. Memanfaatkan segala sesuatu dari alam tanpa merusak alam.
9. Suku Baduy memiliki tradisi upacara persembahan atau Seba, dengan mendatangkan para Panggede, yaitu pemerintahan daerah Banten. Upacara ini sudah ada sejak zaman kejayaan kesultanan Banten.
Kawula Muda, itulah sejarah hingga fakta unik mengenai Suku Baduy yang masih ada di Indonesia.