Hai Kawula Muda! siapa yang dulu study tour ke Candi Borobudur?
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, berencana akan menaikkan tarif masuk ke Candi Borobudur seharga Rp 750 ribu untuk turis lokal dan 100 dolar AS untuk turis mancanegara.
Keputusan tersebut disinyalir merupakan cara pemerintah untuk menjaga dan melestarikan warisan serta kekayaan Indonesia.
"Ini kami lakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan ini sehingga rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang," ujar Luhut.
Selain menaikkan harga tiket, Luhut juga membatasi jumlah pengunjung setiap harinya menjadi 1.200 pengunjung per hari.
Upaya pemerintah untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur tentu punya alasan kuat. Sebelumnya beberapa kajian literatur bahkan sudah mengingatkan bahwa aktivitas manusia di kawasan Candi Borobudur telah berdampak langsung pada struktur batu penyangga Candi. Hal ini juga disampaikan oleh Ketua Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia, Marsis Sutopo.
Jauh sebelum menjadi salah satu ikon Indonesia, Candi Borobudur diperkirakan ada sejak abad ke-8, atau lebih tepatnya pada era Dinasti Syailendra yang merupakan penganut agama Buddha Mahayana.
Meskipun begitu, belum diketahui secara pasti berapa usia dan seberapa lama pembangunan Candi Borobudur.
Namun menurut legenda, Candi Borobudur didirikan oleh arsitek yang bernama Gunadharma, akan tetapi secara historis hal tersebut belum bisa dianggap sahih, lantaran minimnya temuan literasi terkait Candi Borobudur.
Beda menurut legenda, J.G. de Casparis dalam disertasinya yang diterbitkan pada 1950 memprediksikan pendiri Candi Borobudur ialah Samarattungga yang memerintah pada kisaran tahun 782-812 pada era Dinasti Syailendra.
Kabar dan informasi mengenai kapan berdirinya Candi Borobudur sendiri masih menjadi misteri hingga saat ini.
Secara umum, banyak yang beranggapan bahwa penemu Candi Borobudur ialah Thomas Stamford Raffles, yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal di Jawa.
Namun sejarawan Peter Carey beranggapan bahwa penemuan Candi Borobudur pertama kali bukanlah oleh Raffles, melainkan oleh seorang insinyur militer VOC asal Prussia bernama Carl Friedrich Reimer.
Reimer kala itu ditugaskan untuk meneliti dan menyurvei seluruh benteng VOC, yang kemudian menemukan sebuah bangunan yang dikenal sebagai Candi Borobudur.
Pada tahun 2010, Gunung Merapi meletus. Letusan gunung tersebut merupakan letusan yang dahsyat. Abu vulkanik letusan Merapi bahkan sampai di Bogor.
Letusan tersebut tentu sangat berdampak pada Candi Borobudur. Abu vulkanik letusan Merapi menutupi seluruh kompleks Candi Borobudur dengan ketebalan hingga 2,5 sentimeter.
Akibat bencana ini, UNESCO bahkan ikut turun tangan membantu upaya rehabilitasi dengan mengucurkan dana sebesar 3 juta dolar AS. Proses rehabilitasi tersebut memakan waktu hingga enam bulan lamanya.
Penemuan Candi Borobudur merupakan temuan yang menakjubkan, pasalnya Candi Borobudur merupakan salah satu monumen Budha terbesar di dunia.
UNESCO kemudian mengakui Candi Borobudur sebagai salah satu warisan dan budaya dunia pada tahun 1991 silam. Borobudur merupakan gabungan stupa dan gunung yang jadi mahakarya arsitektur dan seni monumental Buddhisme, hal tersebut menjadi salah satu alasan pengakuan Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.