Terdapat 4 dampak kesehatan akibat bekerja jarak jauh (WFH)
Perjalanan Pandemi Covid-19 di Indonesia, yang membuat para pekerja diharuskan untuk bekerja jarak jauh dari rumah atau dikenal dengan Work From Home (WFH).
Saat kini, walaupun World Health Organization (WHO) sudah mencabut pandemi menjadi endemi. Walau begitu, masih ada beberapa perusahaan yang menerapkan sistem kerja WFH.
Banyaknya sistem kerja WFH ini sampai muncul riset yang mengungkapkan gambaran postur tubuh para pekerja WFH di masa depan.
Dilansir dari media Inggris, Independent, telah ada riset yang menggambarkan postur tubuh seorang pekerja WFH di tahun 2100. Digambarkan dengan model 3D bernama Anna, kondisi tubuhnya cukup memprihatinkan dengan membungkuk jelek, kawula Muda.
Furniture At Work dalam penelitiannya mengungkapkan, “Anna menampilkan banyak efek fisik karena penggunaan teknologi yang konsisten, paparan layar dan postur tubuh yang buruk, serta menyoroti potensi masalah kesehatan mental.”
Model 3D Anna ini, dibuat dengan tujuan memperingatkan kesehatan dari peningkatan sistem kerja WFH yang terus melonjak sejak pandemi.
Pew Research Center menemukan ada sebanyak 14 persen populasi Amerika Serikat yang menjalani WFH sepanjang waktu. Sementara itu, 28 persen di antaranya bekerja dengan jadwal hybrid.
Furniture At Work, berkolaborasi dengan para pakar kesehatan dalam menghasilkan sosok Anna, guna memeriksa efek kesehatan yang memili potensi buruk yang merusak kondisi tubuh akibat dari WFH.
Kemudian, Furniture At Work meminta designer untuk membuat model 3D Anna dengan tubuh yang berevolusi tersebut. Model yang digambarkan tersebut, sebagai pengguna laptop dan smartphone yang terus menerus secara konsisten sampai membuat dampak kepada postur tubuh yang menjadi buruk serta diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat.
Dilansir dari NY Post, terdapat empat dampak kesehatan akibat WFH sebagai berikut.
Postur membungkuk ini merupakan hasil dari ketegangan leher dan punggung selamat bertahun-tahun, akibatnya postur tubuh ketika bekerja dari sofa atau tempat tidur.
Ahli Bedah Ortopedi. Dr. LS Wang, mengungkapkan, “Kurangnya gerakan teratur dan inefisiensi ergonomis dapat menyebabkan gangguan musculoskeletal, Nyeri kronis dan kondisi degeneratif juga dapat muncul karena duduk terlalu lama dan postur tubuh yang tidak tepat.”
Terdapat sebuah survei mengenai pekerja Inggris yang menemukan 63,7 persen memiliki masalah punggung yang baru ditemukan sejak WFH pada bulan September 2022.
Kecenderungan bekerja di depan layar dengan pencahayaan yang tidak tepat, dapat menyebabkan iritasi dan mata memerah.
Keterangan dalam NY Post menyebutkan bahwa, “Tanpa cahaya alami yang cukup atau lampu terang yang disediakan di kantor komersial, pekerja jarak jauh akan memberikan tekanan ekstra pada mata mereka yang dapat menyebabkan sakit kepala.”
Dikutip dari Healthline, untuk mengurangi efek samping okular, jika seseorang menghabiskan waktu 20 menit untuk menatap layar. Maka diharuskan untuk memalingkan muka untuk menatap objek dengan jarak 20 kaki (60 meter) dari objek selama 20 detik.
Obesitas ini disebabkan oleh gaya hidup sedentary yang sering dilakukan oleh pekerja WFH. Sistem WFH ini sering melakukan kegiatan berbaring atau duduk dengan waktu yang sangat lama, dibandingkan dengan WFO yang bekerjanya akan lebih banyak bergerak yang dikarenakan adanya interaksi sosial di lingkungan kerja.
Gangguan Kecemasan atau dikenal saat ini dengan anxiety, memengaruhi fisik dan mental dari efek kesehatan ketika lo bekerja secara WFH.
Diketahui, pekerja WFH ini memiliki pengalaman kesepian, depresi, anxiety, yang disebabkan oleh hilangnya interaksi sosial baik lingkungan rumah maupun kantor.
Jepang sempat membuat survei yang dilakukan selama puncak pandemi di tahun 2020. Hasilnya, terdapat 35 persen pekerja yang melakukan WFH dapat mengalami kesehatan mental yang bisa berakibat buruk.
Kawula Muda, siapa yang masih keseringan Work From Home? Jangan lupa harus tetap menjaga pola kesehatan dan makan ya, agar tidak mengalami seperti Model 3D Anna!