Demi idealismenya Hassan Kontar rela terlunta-lunta tujuh bulan lamanya kawula muda
Hassan Kontar adalah seorang pemuda Suriah yang terdampar di bandara internasional Kuala Lumpur selama tujuh bulan. Bagaimana ini terjadi? Simak ceritanya, seperti dikisahkan Hassan kepada jurnalis Chris Brouhton dan dilansir theguardiam.com.
Awalnya Hassan bekerja di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, sebagai manajer pemasaran perusahaan asuransi. Ia telah lima tahun bekerja dan saat itu berusia 25 tahun. Petaka dimulai ketika perang saudara pecah di Suriah pada 2011. Hassan menolak kembali untuk bergabung dalam wajib militer.
Alasan Hassan menolak ikut wamil karena tak ingin menjadi salah satu mesin pembunuh. Akibatnya, kedutaan Suriah menolak memperpanjang paspor dan Hassan kehilangan pekerjaan. Selama beberapa tahun Hassan hidup ilegal dan menggelandang di Abu Dhabi.
Pada 2016 ia ditangkap polisi dan ditahan dua bulan di penjara detensi imigrasi lalu dideportasi ke Malaysia. Hassan memilih Malaysia karena negara itu mengizinkan orang Suriah mendapat visa kedatangan. Tetapi, Hassan tidak bisa mendapatkan suaka karena negara itu tidak termasuk dalam konvensi pengungsi PBB tahun 1951.
Hassan hanya bisa tinggal 90 hari di Malaysia. Hassan membeli tiket ke Ekuador seharga 2.000 dolar AS. Uang tersebut didapat dari ibu dan saudarinya yang menjual emas perhiasan.
Namun, Hassan ditolak naik pesawat Turkish Airlines. Upaya terakhirnya, ia pergi ke Kamboja, namun ditolak masuk dan dikembalikan ke Malaysia dengan pesawat yang sama.
Ia hanya bisa tinggal di aula kedatangan di Airport Kuala Lumpur. Hassan memulai petualangan hidup di dalam airport. Ia tidur di bawah eskalator, mandi di toilet difabel saat dini hari. Hassan mendapat jatah makan tiga kali sehari dari Air Asia karena masih jadi penumpang dengan menu yang sama tiap hari.
Hassan mulai mendapat perhatian dunia saat membuat akun Twitter dan Instagram, lalu berbagi cerita. Namun, ia malah mendapat pelecehan oleh netizen. Semua berubah saat BBC Asia News meliputnya.
Hassan mendapatkan simpati dan bantuan beberapa orang Kanada yang bekerja keras hingga akhirnya mendapat suaka. Saat ini bekerja di Palang Merah Kanada dan membantu organisasi Operation Not Forgotten yang membantu memukimkan para pengungsi.