Peneliti: Perempuan Ilfil dengan Cowok Manja seperti ‘Bayi Gede’!

Ya… emang lo pembantu cowo lo?

Ilustrasi perempuan yang sedang kesal (UNSPLASH/JULIEN L)
Thu, 29 Dec 2022


Penelitian terbaru menemukan perempuan akan mudah ilfil alias ‘hilang feeling’ dengan lelaki ‘bayi gede’.

Mengutip laporan Vice, bayi gede dapat diartikan sebagai laki-laki yang walau sudah dewasa, tetap tidak dapat mengurus dirinya sendiri. Karena itu, ia harus dilayani oleh orang lain, termasuk pasangannya. 

Ilustrasi laki-laki yang mau turut membantu mengurus anak (UNSPLASH/JEREMIAH LAWRENCE)

 

Hal ini mungkin akan semakin terasa ketika sudah berada di dalam hubungan pernikahan. Dalam urusan rumah tangga, alih-alih membagi pekerjaan, sang suami malah menyerahkan seluruh urusan rumah tangga kepada istrinya. 

Contoh paling sederhana yakni tidak mau mengambil makan dan minum sendiri. Piring pun harus dicuci oleh pasangannya. 

Hal itu pun dirasakan oleh Lianne (bukan nama sebenarnya), seorang perempuan asal London. Kepada Vice, ia mengaku kesal setelah tinggal seatap bersama sang pasangan. 

Sang kekasih mengaku tidak bisa mencuci pakaian, merapikan tempat tidur, dan memasak. Bahkan ia, mematahkan pisau favorit Lianne. 

“Dia terlihat bersalah, tapi langsung membela diri. Katanya dia tidak pernah disuruh beres-beres rumah saat masih tinggal bersama orang tua. Asal tahu saja, dia sudah tinggal sendiri dari tujuh tahun sebelumnya,” tutur Lianne. Ia pun mengaku ketertarikan kepada sang pasangan semakin berkurang karena hal tersebut. 

Hal ini pun sesuai dengan laporan yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Sexual Behavior. Disebutkan, ketidakmampuan laki-laki untuk membantu pasangan dapat mengurangi gairah seks perempuan. 

Studi sebelumnya pun mencatat tingkah laku pria yang seperti ‘bayi gede’ juga merupakan alasan utama perempuan mengajukan perceraian. 

Dalam sejarah patriarki yang telah berakar di masyarakat, memang kerap kali peran ‘pengasuh’ disandang oleh perempuan. Mereka dianggap hadir untuk melayani orang lain alih-alih hidup untuk diri sendiri. 

Jordan Dixon, psikoterapis London, menjelaskan keharusan memenuhi ekspektasi ‘pengasuh’ tersebut sangat melelahkan fisik dan mental perempuan. Akibatnya, timbullah rasa benci kepada sang pasangan. 

Budaya tersebut pun seolah menguntungkan laki-laki. Mereka dapat menikmati normalisasi laki-laki yang manja dan tidak bisa diandalkan dalam urusan rumah tangga. Menurut Dixon, hal itu dikarenakan sudah adanya kebiasaan yang tidak melibatkan kaum Adam untuk membantu urusan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, dan mengurus anak. 

Akan tetapi, di era modern ini, ada baiknya bagi para laki-laki untuk memodernisasi pola pikir. Pekerjaan rumah bukanlah perihal perempuan saja, melainkan tanggung jawab bersama.

Berita Lainnya