Kawula Muda yang sibuk gajinya udah 3 digit belom?
Seiring dengan modernisasi di berbagai aspek kehidupan, tantangan yang dirasakan oleh para anak muda tentu semakin besar. Sekarang saja pikiran akan masa depan dapat langsung men-trigger rasa takut dan menimbulkan pertanyaan, "Gue udah cukup belum sih?"
Jelas, jawabannya enggak. Dan gak akan selalu cukup kalau dibandingkan dengan standar orang lain. Misalnya saja kemarin sempat viral kalimat 'umur 20 tahun harus punya tabungan minimal 100 juta’ di media sosial. Padahal, tidak semua orang menjalani jalan hidup yang sama untuk mencapai standar tersebut.
Sayangnya, standar tersebut seolah memaksa munculnya pikiran, "Gue harus produktif hari ini." Anyway, produktif bukan hanya tentang belajar terus menerus ya! Bisa saja pikiran produktif yang dimaksud adalah produktif berolahraga maupun bekerja. Intinya, kalau hanya rebahan dan main game di ponsel seharian sama saja dengan tidak produktif!
Tapi, masa iya sih lo harus selalu kerja tanpa boleh rebahan? Bahkan, kini sudah menjadi hal yang wajar apabila seorang mahasiswa memiliki lebih dari satu tempat magang di masa kuliah. Ada pula yang memiliki segudang aktivitas seperti les A, magang B, freelancer C, kepanitiaan D, serta membership di gym E.
Yah… sebenarnya gak salah juga, Kawula Muda! Tetapi kerja keras dan kerja terus-menerus tidak bisa disebut sebagai produktif. Bisa-bisa, bukannya produktif, malah jadi sok sibuk.
Dikutip dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi tim reporter, terdapat beberapa perbedaan antara produktif dan sibuk.
Orang produktif memiliki skala prioritas yang tertata jelas sehingga dapat menilai mana pekerjaan yang seharusnya dikerjakan lebih dahulu. Orang yang produktif juga akan tahu kapan waktunya untuk beristirahat supaya tidak terjadi bencana bekerja dahulu, tifus kemudian.
Sebaliknya, orang sibuk akan terlalu ‘sibuk’ mengerjakan pekerjaan yang ia miliki saat itu juga. Padahal, bisa jadi pekerjaan tersebut tidak begitu penting dan tidak harus diselesaikan saat itu juga. Namun, dikarenakan mereka tidak menetapkan skala prioritas, semua pekerjaan yang menumpuk pun dicoba untuk dikerjakan dalam satu waktu.
Orang produktif akan tahu pekerjaan mana yang dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal dan kemampuan yang ia miliki. Karena itu, mereka tidak akan segan-segan mengatakan ‘tidak’ apabila tugas tersebut dirasa tidak sesuai.
Sebaliknya, orang sibuk akan selalu mencoba mengerjakan seluruh pekerjaan tanpa menimbang apakah sebenarnya ia mampu dan sempat mengerjakannya. Yah… sebenarnya mengambil kesempatan itu penting, Kawula Muda. Tapi jangan sampai berlebihan ya!
Tujuan dari orang sibuk hanya sekadar mengerjakan tugas tersebut karena merupakan tanggung jawabnya. Namun, ketika dipikir-pikir lagi, pekerjaan yang dikerjakannya tidak memiliki manfaat jangka panjang bagi orang tersebut. Misalnya seorang desainer grafik yang diminta mengerjakan coding website, hasilnya jadi jaka sembung enggak nyambung.
Sebaliknya, orang produktif memiliki tujuan jangka panjang yang jelas sehingga ia dapat menjawab mengapa ia harus mengerjakan pekerjaan tersebut.
Sedikit pesan dari tim reporter yang mendadak bijak, hidup itu bukan lomba lari sprint, Kawula Muda. Tapi, lebih ke arah lari marathon. Pelan-pelan saja asal sampai, okay?