Kawula Muda, ternyata patah hati enggak boleh dianggap sepele lho, karena bisa menyebabkan broken heart syndrome. Simak lebih lengkapnya yuk.
Broken heart alias patah hati pasti rasanya sangat menyakitkan. Patah hati merupakan peristiwa psikologis yang sifatnya traumatis. Sehingga tak jarang orang yang mengalami patah hati akan merasakan kesedihan yang luar biasa.
Karena itu, jangan pernah menyepelekan yang namanya patah hati. Karena patah hati ternyata dapat membuat seseorang terkena penyakit yang sering disebut dengan broken heart syndrome atau sindrom patah hati.
Sindrom ini dikenal juga dengan nama Tako-tsubo cardiomyopathy, yaitu salah satu bentuk kelainan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler atau jantung.
Broken heart syndrome pertama kali ditemukan pada awal tahun 1990-an oleh para peneliti asal Jepang.
Sindrom ini dapat memicu produksi hormon stres, sehingga mampu melemahkan sebagian fungsi otot jantung untuk sementara. Bahkan parahnya lagi, jantung dapat mengalami kerusakan, yang berujung dengan serangan jantung.
Nah, buat kalian yang sekarang sedang patah hati, ada baiknya cek gejala-gejala dari sindrom patah hati ya.
Pertama, sindrom patah hati memiliki gejala yang mirip dengan serangan jantung. Biasanya terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa emosional yang melibatkan fisik atau psikologis, sehingga membuat tingkat hormon stres naik menjadi 34 kali lebih tinggi, dibandingkan pada saat seseorang terkena serangan jantung.
Gejala berikutnya yaitu adanya sakit di bagian dada. Biasanya penderita sindrom patah hati juga akan mengalami kesulitan bernapas, jantung berdetak cepat, dan merasa lemah.
Menurut The Guardian, berdasarkan hasil studi dari Dokter Alexander Lyon, stres pada saat patah hati dapat menganggu fungsi jantung.
Di Inggris, dari 300.000 penderita serangan jantung yang terjadi setiap tahunnya, 2 persen di antaranya disebabkan oleh sindrom patah hati.
Selain menyebabkan broken heart syndrome, patah hati juga dapat mematikan karena gaya hidup tak sehat yang dilakukan oleh para penderita patah hati.
Meningkatnya hormon stres dalam tubuh, ditambah dengan emosi yang tidak stabil, dapat memicu mutasi gen, sehingga sistem imunitas tubuh melemah. Sel yang rusak pun tidak dapat disembuhkan, bahkan bisa berubah menjadi sel kanker yang membahayakan tubuh, dan dapat berujung kematian.
Menurut sebuah penelitian, perempuan lebih berpotensi sembilan kali lebih besar untuk terkena broken heart syndrome.
Berdasarkan hasil studi yang dikemukakan oleh laman The Science 20, ditemukan bahwa 95 persen penderita sindrom patah hati adalah perempuan dan 60 persen di antaranya sampai harus dilarikan ke rumah sakit, setelah mengalami guncangan akibat stres yang luar biasa.
Jadi, walaupun terlihat biasa saja, ada baiknya kalau kalian mengalami patah hati, segera tangani rasa stres dalam diri agar tidak berkelanjutan dan dapat menimbulkan efek negatif untuk tubuh ya.