Panjat Pinang, Lomba Khas di Hari Kemerdekaan, Ini Sejarahnya!

Kalo lo pernah ikutan nggak, Kawula Muda?

Panjat Pinang, Salah satu Lomba Legendaris di 17 Agusutus (detik.com/Pradita Utama)
Sun, 11 Aug 2024

Agustus selalu jadi bulan yang penuh semangat dan kebanggaan buat bangsa Indonesia. Soalnya, di bulan ini, kita ngerayain Hari Kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus

Selain upacara bendera, satu hal yang nggak pernah ketinggalan adalah berbagai lomba tradisional yang beragam dan panjat pinang adalah salah satu yang paling legendaris.

Panjat pinang biasanya dilakuin secara berkelompok, bisa tiga, lima orang, atau bahkan lebih. Tugas mereka adalah memanjat tiang atau bambu yang udah dilapisi cairan licin banget buat ngambilin hadiah-hadiah yang digantung di puncaknya.

Bukan cuma seru, lomba ini juga bawa makna yang dalam dan sejarah yang cukup berkesan buat masyarakat Indonesia. Buat kamu yang penasaran sama sejarahnya, langsung simak di bawah, Kawula Muda!

Sejarah Lomba Panjat Pinang

Sejarah lomba panjat pinag (kompas.com/Garry Andrew Lotulung)

Walaupun terlihat sebagai permainan yang menyenangkan dan penuh warna, panjat pinang memiliki sejarah yang lebih dalam yang berkaitan dengan masa penjajahan Belanda.

Menurut catatan sejarah, tradisi ini sudah ada sejak era kolonial Belanda, terutama pada tahun 1930-an, dan dimainkan oleh masyarakat pribumi. 

Pada masa itu, lomba panjat pinang sering menjadi bagian dari berbagai perayaan, seperti pernikahan, kenaikan jabatan, hingga perayaan ulang tahun. 

Selama tahun 1920-an, bahan makanan seperti roti, keju, beras, gula, dan kain sangat sulit didapat dan dianggap sebagai barang-barang mewah. Pada masa itu, barang-barang ini sangat bernilai dan hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu. 

Oleh karena itu, Belanda memanfaatkan barang-barang ini sebagai hadiah dalam lomba panjat pinang, menambahkan elemen eksklusivitas pada perlombaan tersebut. 

Hadiah-hadiah ini menjadi daya tarik utama yang memotivasi peserta untuk berusaha keras meraihnya.

Sementara itu, masyarakat Belanda yang menyaksikan perlombaan dari tribun penonton sangat menikmati pertunjukan ini. 

Mereka sering kali menertawakan usaha keras masyarakat pribumi dalam mencapai hadiah-hadiah tersebut, menjadikannya sebagai tontonan yang menghibur bagi mereka. 

Meskipun hingga saat ini lomba panjat pinang masih menjadi bagian dari perayaan kemerdekaan, tidak jarang muncul kontroversi terkait permainan ini. 

Sebagian orang berpendapat bahwa panjat pinang tidak hanya sekadar meningkatkan semangat kemerdekaan, tetapi juga bisa membawa kembali kenangan masa penjajahan dan perbudakan. 

Menurut mereka, permainan ini mengingatkan pada masa-masa sulit dan eksploitasi yang dialami masyarakat pada zaman penjajahan.

Di sisi lain, banyak yang tetap mendukung pelaksanaan lomba panjat pinang dan melihatnya sebagai bagian tak terpisahkan dari tradisi budaya Indonesia. 

Mereka menganggap bahwa panjat pinang merupakan simbol kekuatan persatuan dan kerja sama, yang mencerminkan semangat gotong royong masyarakat. 

Lomba ini tidak hanya tentang mengambil hadiah yang digantung di atas tiang, tetapi juga tentang bagaimana kerja kolektif masyarakat untuk meraih puncak kemenangan. 

Dengan cara ini, panjat pinang menjadi bagian penting dari merayakan kemerdekaan dan identitas budaya Indonesia, menyatukan rakyat dalam semangat persatuan dan keberagaman.

Berita Lainnya