Hai Kawula Muda, siapa nih yang dari sarapan sampai makan malam menunya nasi?
Salah satu yang unik dan khas dari orang Indonesia untuk urusan 'kelangsungan hidup' adalah, “belum makan, kalau belum makan (mengonsumsi) nasi”.
Padahal, jelas-jelas dia sudah makan mi ayam, bakso, atau jajanan dan panganan yang sebenarnya cukup mengenyangkan lainnya.
Tapi, kira-kira kenapa ya sampai ada istilah yang populer tadi? Belum kenyang kalau belum makan nasi. Nah, ternyata ada ‘sejarah’ cukup seru di baliknya nih.
Berdasarkan penelitian Licorice: Southeast Asian Market Insights, sebanyak 88,4 persen orang Indonesia menyukai nasi. Hanya 8,6 persen yang menyukai mi, dan 4,8 persen lainnya suka roti.
Bahkan pada 2021 lalu (data terakhir dari penelitian), Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi beras paling tinggi di dunia, yakni dengan angka konsumsi beras sebanyak 97,6 kg per kapita. Wow!
Bangsa Indonesia menempatkan nasi sebagai bagian penting dalam budaya makan. Saat makan nasi, mereka akan memujanya bagai dewa. Apa pun lauknya, nasi harus selalu yang utama dan ada dalam piring orang-orang kita.
Selain itu, ada sugesti yang melekat di masyarakat Indonesia bahkan sudah menjadi ‘budaya’, yaitu adanya keyakinan “jika belum makan nasi maka belum kenyang”. Sugesti membudaya dan turun menurun seperti ini lah yang sulit sekali dihilangkan.
Dijabarkan juga kalau kecintaan orang Indonesia terhadap nasi sudah tertanam pada pola pikir masyarakat sejak dulu.
Tak sampai di situ, saking istimewa dan melekat dengan budaya kita, dalam tradisi seperti di Bali dan Jawa, beras dianggap sebagai Dewi Sri atau Dewi Beras dan Kesuburan.
Masyarakat Sunda menyebutnya dengan nama Nyai Pohaci Sanghyang Asri. Sedangkan di Bugis, popular dengan sebutan Sangiang Serri.
Perkenalan nasi sebagai ‘satu-satunya’ makanan pokok dimulai pada masa pemerintahan Presiden Soekarno hingga Soeharto. Saat itu, untuk mempermudah menjelaskan kepada masyarakat apa itu 4 sehat 5 sempurna, pemerintah menjelaskannya dengan contoh-contoh makanan.
Dan ketika menjelaskan karbohidrat, maka pilihan contohnya jatuh pada nasi. Tapi ending-nya, hingga sekarang, orang Indonesia menganggap karbohidrat dalam menu 4 Sehat 5 Sempurna harian, ya hanya nasi.
Sedangkan alasan dari rasa belum kenyang adalah karena kita sudah ketagihan nasi. Ya, ternyata kandungan yang dimiliki beras, bisa sekali membuat orang ketagihan.
Nasi memiliki kandungan indeks glikemik yang tingga, sehingga itu bisa menimbulkan respons ketagihan dalam otak. Jadi, tubuh kita akan minta nasi lagi dan lagi.
Letak geografis dan iklim Indonesia ternyata juga memengaruhi keputusan, kenapa kita lebih memilih nasi daripada sumber karbohidrat lainnya.
Terletak di bagian dunia beriklim tropis yang panas, orang Indonesia membutuhkan makanan banyak serat, mudah dicerna, dan memiliki kandungan air yang cukup.
Hal ini penting untuk melindungi tubuh dari dehidrasi. Selain itu, memberikan sensasi rasa yang lebih nyaman dalam tubuh.
Dan nasi, masuk dalam kategori itu. Nasi putih merupakan sumber karbohidrat sederhana yang memiliki serat dan kaya nutrisi, sehingga membuatnya mudah dicerna.
Selain dibutuhkan tubuh, ternyata beras terbaik juga dihasilkan orang negeri kita ini. Beras membutuhkan tempat tumbuh yang selalu hangat dan lembab. Dan itu, sangat iklim Indonesia. Hangat, lembab, dan berair.
Singkatnya, beras biasanya tumbuh dengan baik dan berlimpah di negara beriklim tropis. Buktinya, hingga akhir Juni 2021, Indonesia surplus beras sebanyak 10,29 ton.
Nah, jam segini kalian sudah makan nasi berapa kali nih Kawula Muda?