Simay yuk, Kawula Muda!
Kawula Muda masih ingat enggak, di mana letak Soekarno membacakan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945? Yup! lokasi tersebut berada di rumah sang Presiden di Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Sayangnya, tempat sejarah itu sudah berubah, nih.
Pegangsaan Timur 56, yang jadi saksi bersejarah di mana hari kemerdekaan Indonesia dikumandangkan oleh Presiden Soekarno, kini berubah jadi bangunan bernama Gedung Pola.
Di 1962, menurut sejarah, Bung Karno-lah yang memerintahkan untuk membongkar rumah tersebut.
Berdasarkan laman BBC Indonesia, awalnya Gedung Pola disiapkan oleh Soekarno sebagai tempat untuk diskusi perencanaan pembangunan Indonesia ke depan.
Di gedung bersejarah itu, ada tugu yang berlogo petir di atasnya. "Di sinilah dibatjakan proklamasi kemerdekaan Indonesia," tulis keterangan di bawah tugu tersebut.
Selain itu, ada monumen patung Soekarno-Hatta yang dibangun pada awal 1980-an era Presiden Suharto. Di sekitar situ, ada juga tugu peringatan satu tahun proklamasi.
Melihat ke dalam bangunan, terdapat beberapa benda milik Soekarno saat itu, seperti sepatu, jas, dan sandal yang masih utuh. Ada juga foto-foto Soekarno serta Bung Hatta yang dipajang di sekitar dindingnya.
Merasa hilang akan rasa khas momen sejarah pembacaan teks proklamasi di tempat tersebut, pada tahun 2000, di mana Soeharto sudah turun dari jabatannya, pemerhati sejarah, dan didukung oleh permuseuman Jakarta, mengampanyekan proyek agar rumah proklamasi ada kembali.
Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta pun angkat suara untuk menindaklanjuti keinginan masyarakat tersebut dengan melakukan pengkajian rumah Presiden pertama Indonesia di Pegangsaan Timur, Jakarta.
Seperti dalam laman BBC Indonesia, arkeolog dan anggota tim ahli cagar budaya DKI Jakarta, Candrian Attahiyat, mengatakan akan dikaji apakah bisa dibangun ulang atau tidak.
Candrian melihat ada satu sudut yang perlu digali, yaitu di belakang tugu petir yang diyakini sebagai lokasi persis teks proklamasi dibacakan.
Meskipun rumah Soekarno, yang jadi tempat bersejarah kini diganti dengan Gedung Pola, sebagai anak bangsa, kita tetap harus tidak boleh melupakannya dan diharapkan bisa kembali mewujudkan aura sejarah seperti kala itu, ya Kawula Muda.