Menyimak Tren Buchona, Miliki Badan Seksi Ala Istri Bos Kartel Narkoba di Meksiko yang Bawa Petaka!

Kawula Muda, para perempuan itu memilih jalani operasi plastik untuk dapatkan bentuk tubuh ala buchona!

Sejumlah perempuan Meksiko terobsesi miliki bentuk tubuh seperti "buchona". (INSTAGRAM)
Tue, 25 Oct 2022


Di Meksiko sebuah tren baru tengah diikuti oleh sebagian besar para warga perempuannya. Mereka berlomba-lomba memiliki badan seksi ala istri bos kartel narkoba. Tren ini dikenal dengan nama buchona.

Asal usul istilah ini masih diperdebatkan, tapi digunakan untuk merujuk penampilan fisik serupa jam pasir yang disempurnakan lewat bedah plastik, pakaian mencolok, dan aksesoris mahal.

Melansir dari Vice.com, di Meksiko, istilah la buchona atau buchona biasanya digunakan sebagai julukan untuk kekasih atau istri gembong narkoba.

Para pacar atau istri gembong narkoba dinilai memiliki bentuk tubuh seperti model papan atas, dengan lekukan tubuh yang sempurna.

Dengan perut rata, pinggang kecil, dan ukuran dada yang besar, bentuk badan buchona ini sukses membuat iri para perempuan Meksiko.

Para bandar narkotik di Meksiko yang dikenal dengan sebutan narcos menyukai perempuan yang masuk kategori la buchona. Namun, banyak juga perempuan yang mengadopsi gaya ini karena alasan tren, bukan karena berhubungan dengan bandar narkotik.

Menurut psikolog sosial yang mempelajari masalah kekerasan di negara bagian Sinaloa, Isaac Tomas Guevara Martinez, istri gembong narkoba Joaquin “El Chapo” Guzman adalah panutan mereka.

“Banyak perempuan di Sinaloa berangan-angan menikahi gembong narkoba karena mereka mendambakan gaya hidup yang mewah,” ujar Isaac.

Buchona kemudian menjadi semacam tren kecantikan di Instagram dan TikTok. Sejumlah perempuan terlihat memperlihatkan tubuh indah mereka, sambil menceritakan persiapan mereka sebelum dan sesudah operasi plastik.

Ya, usaha yang dilakukan oleh para wanita di Meksiko untuk mendapatkan tubuh ala buchona adalah dengan menjalankan operasi plastik.

“Pasien saya rata-rata berumur 30-40 tahun. Tapi sangat sering perempuan yang lebih muda juga datang. Bahkan ada di antara mereka yang di bawah umur, di bawah 18 tahun,” ungkap dokter Rafaela Martinez Terrazas, seperti yang dikutip dari bbc.com.

Ilustrasi proses tindakan operasi plastik. (FREEPIK)

 

Kebanyakan dari para perempuan itu mendambakan prosedur yang dikenal sebagai ‘estetika narkotik’.

“Pinggang yang lebih kecil dan terlihat. Pinggul yang lebar dan bokong lebih besar. Dan jika kita berbicara tentang payudara, mereka umumnya ingin yang berukuran besar,” kata Martinez.

“Mereka bersaing satu sama lain, siapa yang memiliki tubuh terbaik atau pinggang terkecil.”

Para perempuan dan remaja yang ingin memiliki tubuh ala buchona biasanya datang berkonsultasi bersama ibu atau teman mereka. Namun, ada pula yang datang bersama dengan seorang laki-laki atau sendirian.

Untuk melakukan lipo-sculpture atau tindakan menghilangkan lemak tertentu, satu orang pasien biasanya dikenakan biaya hingga Rp 94 juta.

Di wilayah tersebut, bukanlah satu hal yang aneh kalau seorang gadis remaja mendapatkan hadiah ulang tahun atau Natal dengan menjalani operasi plastik untuk mendapatkan bentuk payudara baru ataupun hidung yang dirombak.

Kenapa buchona identik dengan bos kartel?

Negara bagian Sinaloa di kawasan barat Meksiko adalah pusat kartel narkoba paling kuat dan kejam di negara tersebut. Untuk seorang bandar narkoba, memiliki perempuan cantik sangat penting.

Bagi mereka, perempuan cantik ini menjadi ciri khas setiap bandar. Perempuan-perempuan yang mereka miliki seperti sebuah piala.

Sudah menjadi rahasia umum, kalau para bandar narkoba di wilayah itu sangat terobsesi dengan operasi plastik. Papan iklan menampilkan dokter bedah yang menyakinkan calon klien bahwa mereka dapat membayar dengan cara mencicil jika tidak memiliki uang tunai.

Bahkan demi mendapatkan perempuan la buchona, para gembong narkoba itu banyak yang mengajukan diri menjadi ‘ayah baptis’ atau ‘sponsor’ sejumlah perempuan untuk menyokong kehidupan mereka, termasuk salah satunya adalah menjalani operasi plastik untuk mendapatkan tubuh ala buchona.

Ilustrasi operasi plastik. (FREEPIK)

 

Tak sedikit perempuan yang rela menjalani menjalani kontrak, di mana para narcos bisa memiliki tubuh mereka selama beberapa bulan, namun mereka harus membayar biaya operasi, membelikan mobil, rumah, barang-barang mewah, dan sejumlah uang.

Sinaloa adalah daerah miskin dengan ancaman kematian yang sangat besar akibat begitu banyak kelompok bersenjata. Sehingga kehadiran seorang ‘ayah baptis’ menjadi salah satu solusi agar para perempuan itu bisa hidup dengan nyaman dan mendapatkan perlindungan.

Buchona bawa petaka

Tidak semua perempuan yang mendapatkan kisah yang indah, karena telah berhasil mengubah bentuk tubuh seperti yang mereka inginkan.

Mereka yang akhirnya memilih jalan dengan menjalani kesepakatan dengan para narcos harus siap-siap hidup dalam bayang-bayang para gembong narkoba, salah satunya adalah berhubungan dengan hukum dan kematian.

Di balik kehidupan mereka yang mewah, mereka juga harus hidup dengan rasa cemas. Karena melepaskan diri dari narcos bukanlah hal yang mudah.

Sedangkan bagi para perempuan yang tidak punya uang tapi ingin mengikuti tren buchona menjadi satu kesulitan tersendiri. Salah satuny adalah mendatangi klinik ilegal.

Ilustrasi operasi plastik. (FREEPIK)

 

Kisah menyedihkan datang dari seorang perempuan Meksiko bernama Paulina Ramirez Garcia yang juga mengikuti tren buchona. Demi mewujudkan impiannya, dia mendatangi bukan klinik resmi dan juga tidak ditangani ahli bedah plastik.

Paulina justru mendatangi dokter umum. Dia berharap dengan membayar sebesar 2 juta dolar AS, ia akan mendapatkan tubuh ideal ala buchona.

Perempuan 26 tahun itu berakhir di rumah sakit akibat komplikasi. Menurut keterangan pihak berwenang, Dr. Amayrani Adilene Rodriguez Perez melubangi organ internalnya termasuk paru-paru dan usus sebanyak enam kali. Akibat tindakan tersebut menyebabkan syok septic.

Setelah tiga minggu menjalani perawatan di rumah sakit, Paulina membutuhkan bantuan intubasi, hingga kulit perutnya mulai membusuk. Paulina akhirnya meninggal dunia pada 9 Maret, 22 hari setelah sedot lemak.

Kawula Muda, bagaimana menurut kalian tentang tren buchona di Meksiko ini? 

Berita Lainnya