Kilas Balik mengenang 100 tahun kisah Anjing Hachiko, simak kisahnya!
Mengenang 100 tahun Hachiko di tahun 2023 sebagai seekor anjing setia yang popular sedunia hingga dijadikan monumen di Shibuya, Jepang.
Kisah seekor anjing yang diberi nama Hachiko ini terkenal akan kesetiaannya yang menunggu pemiliknya, Hidesaburo Ueno di salah stasiun kereta api di Jepang setiap pulang bekerja. Rutinitasnya ini dilakukan dengan sangat lama, menunggu sang majikan hingga sang majikan meninggal dunia.
Kesetiaannya ini sampai diabadikan dalam cerita di film dengan judul Hachi: A Dog Tale yang tayang pada 2009 lalu.
Kisah Hachiko menjadi inspirasi dan bentuk adanya tanda ikatan kedekatan antara manusia dan hewan.
Hachiko sendiri lahir di sebuah peternakan di Odate, Prefecture Akita, Jepang pada 10 November 1923.
Setahun kelahirannya, Anjing itu di adopsi oleh Hidesaburo Ueno selaku profesor departemen pertanian, Universitas Kekaisaran Tokyo. Keduanya tinggal bersama di Shibuya, Tokyo.
Setiap kali Hidesaburo Ueno pulang bekerja Hachiko akan menyambutnya di stasiun Shibuya. Kegiatan itu menjadi kebiasaan sampai 21 Mei 1925 di mana Hachiko menunggu lama kehadiran Ueno yang tak kembali di stasiun tersebut.
Ueno tidak kembali akibat dari menderita pendarahan pada otak saat memberikan kuliah di kelasnya.
Hidesaburo Ueno pun meninggal tanpa kesempatan kembali bertemu dengan Hachiko, anjingnya yang sabar menunggu di stasiun.
Dilansir dari Tempo, yang dikutip dari BBC. Prof. Mayumi Itoh selaku Penulis Biografi Hachiko mengatakan, “Saat orang-orang menghadiri acara berkabung, Hachi mencium bau Dr Ueno dari rumah dan masuk ke dalam ruang tamu. Dia merangkak di bawah peti mati dan menolak untuk bergerak.”
Hachiko dengan kesetiaannya selalu menunggu selama beberapa bulan berikutnya dengan keluarga pengasuhnya yang tinggal di luar Shibuya.
Namun, akhirnya Hachiko mulai tinggal dengan tukang kebun Ueno, Kikusaburo Kobayashi. Anjing itu masih tetap melakukan penungguannya di stasiun setiap hari, selama 9 tahun, 9 bulan, dan 15 hari setelah Ueno meninggal.
Prof, Itoh lanjut mengungkapkan, “Malam harinya, Hachi berdiri dengan empat kaki di gerbang tiket dan memandang setiap penumpang seolah-olah sedang mencari seseorang.”
Awalnya, Hachiko dianggap pengganggu, namun dirinya tenar pada 1932, ketika Hachiko tampi di harian Jepang Tokyo Asahi Shimbun. Banyak orang yang memberikan perhatian dengan memberikan makanan dan sumbangan.
Akhirnya, Hachiko meninggal pada 8 Maret 1935, di usianya 11 tahun. Kematiannya banyak diperbincangkan dan diliput media besar.
Berkat kesetiaannya ini, sosok Hachiko dijadikan monumen dengan sebuah patung berbentuk anjing Akita Jepang, yang dipahat oleh Teru Ando di Stasiun Shibuya.
Kini, patungnya menjadi monumen yang terkenal dan popular yang banyak didatangi wisatawan lokal dan luar negeri.