Seberapa sering lo mengalami deja vu?
Biasanya, tak sedikit orang yang telah mengalami yang namanya deja vu. Ini merupakan pengalaman di mana kita merasa kejadian tersebut akan mendapati perasaan aneh akibat kejadian yang dirasa sudah terjadi sebelumnya.
Mengutip pada laman The Conversation, Jumat (31/03/2023), pada akhir 1890-an, banyak teori yang mulai bermunculan tentang apa yang menyebabkan deja vu atau disebut "sudah terlihat" dalam bahasa Prancis.
Orang-orang mengira ini berasal dari disfungsi mental atau sejenis masalah otak. Namun, deja vu kini sudah di teliti oleh beberapa ilmuwan.
Dalam laman Science Daily, terdapat beberapa jenis penjelasan yang dikaitkan dengan deja vu. Jika diartikan secara teknis deja vu memiliki arti sudah pernah melihat. Namun, secara umum, deja vu berarti sudah pernah mengalami.
Deja vu terjadi karena adanya sebuah tipuan otak alih-alih terjadi karena kita mengalami kejadian tersebut sebelumnya.
Bahkan, sekitar 60 persen hingga 70 persen orang dengan kesehatan yang baik mengalami beberapa bentuk deja vu. Deja vu lebih sering dialami oleh orang-orang yang berusia muda.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Akira O'Connor dari University of St Andrews di Inggris, deja vu adalah sebuah pikiran yang disebabkan oleh otak yang secara sengaja membuat kesalahan memori.
Hal ini dilakukan oleh salah satu bagian otak yang bertujuan untuk memeriksa memori dengan cara mengirimkan sebuah sinyal yang akan ditanggapi otak.
Sementara itu, ada studi lainnya yang mengatakan bahwa deja vu terjadi sebagai sebuah peringatan sebelum terserang epilepsi. Hal ini disampaikan berlandaskan laporan klinis bahwa beberapa pasien epilepsi lobus temporal mengalami dejavu.
Beberapa orang sering merasa bahwa deja vu dapat membantu mereka memprediksi kejadian di masa depan. Namun, terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa individu tidak dapat menebak atau memprediksi jawaban dari hasil tes penelitian mereka.
Bagi orang yang mengalami deja vu, tidak perlu khawatir, Kawula Muda. Pasalnya pengalaman ini tidak menimbulkan efek kesehatan yang memungkinkan. Dalam kasus yang terjadi, deja vu bisa menjadi tanda gangguan neurologis.
Pada orang yang mengalami epilepsi mengalami kejang fokal yang terjadi di satu area otak, terkadang di lobus temporal yaitu tempat menyimpan ingatan.
Kejang lobus temporal ini bisa menghasilkan perasaan deja vu jika mengalami tanda-tanda, seperti muncul perasaan secara tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan, terdapat kedutan di otot dan memiliki sensasi yang melibatkan penglihatan, rasa, penciuman, pendengaran, dan sentuhan.
Kalau lo, seberapa sering mengalami deja vu?