Hai Kawula Muda, kamu termasuk yang jadi magnet nyamuk enggak nih?
Makhluk kecil yang satu ini memang cukup menganggu dan banyak yang tak menyukainya. Meski terkesan sepele, digigit nyamuk kadang memang bikin kesal.
Dan uniknya, ternyata ada orang-orang tertentu yang memang jadi magnet bagi nyamuk. Ke mana pun ia pergi, pasti akan diserbu oleh nyamuk.
Terkait hal tersebut, dua peneliti dari Rockefeller University’s Laboratory of Neurogenetics and Behavior, Leslie Vosshall dan Maria Elena De Obaldia, melakukan penelitian tentang ketertarikan nyamuk pada bau badan manusia yang terkait dengan mikrobiota kulit.
Dilansir dari scithechdaily, penelitian itu menunjukkan bahwa asam lemak yang keluar dari kulit dapat menciptakan aroma yang kuat yang bisa menarik perhatian nyamuk. Hasil penelitian itu pun telah dipublikasi dalam jurnal Cell pada 18 Oktober lalu.
“Ada kaitan yang sangat kuat antara memiliki banyak asam lemak ini pada kulit dan menjadi magnet bagi nyamuk”, ujar Vosshall.
Dalam penelitian yang dilakukan selama tiga tahun tersebut ditemukan bahwa orang yang disukai nyamuk akan memproduksi asam karboksilat lebih tinggi dibanding orang yang tidak disukai nyamuk. Asam karboksilat ini terdapat dalam sebum (pelindung kelembaban pada kulit) dan digunakan oleh bakteri di kulit kita untuk memproduksi bau badan manusia yang berbeda-beda.
Manusia memproduksi dua bau badan yang dapat terdeteksi oleh nyamuk dengan dua set reseptor bau badan yang berbeda yaitu reseptor Orco dan IR.
Karena itu, untuk bisa membuat nyamuk tidak bisa mendeteksi manusia, para peneliti harus menciptakan mutan yang menghilangkan salah satu atau kedua reseptor itu pada nyamuk.
Nyamuk mutan Orco tetap tertarik pada manusia dan dapat membedakan antara manusia yang punya daya tarik tinggi dan rendah, sementara mutan IR benar-benar kehilangan ketertarikan pada manusia tetapi masih tetap bisa menemukan kita.
Tampaknya, membuat nyamuk mutan menjadi lebih sulit dari yang diduga. Hingga akhirnya para peneliti berkesimpulan lebih mudah untuk menerapkan bakteri tertentu pada kulit untuk menghasilkan bau badan yang bisa memberikan efek perlindungan terhadap nyamuk.
Penelitian ini masih membutuhkan jalan panjang, tetapi para peneliti berharap yang mereka lakukan tersebut bisa menginspirasi peneliti lainnya untuk menguji spesies nyamuk lain seperti Anopheles yang menyebabkan malaria.
Apalagi penelitian yang dilakukan Voshall dan timnya baru sampai meneliti nyamuk dari spesies Aedes Aegypti.
Nah Kawula Muda, jadi sekarang sudah tahu ya kenapa ada yang aroma tubuhnya disukai oleh nyamuk.