Hai Kawula Muda, bener gak sih masturbasi bikin botak?
Selama ini aktivitas solo seks atau masturbasi kerap dikaitkan dengan penyebab suatu kondisi kesehatan. Salah satunya, masturbasi jadi penyebab rambut rontok bahkan sampai kepala botak, terutama pada pria.
Melansir Healthline, masturbasi memang benar memiliki efek bagi tubuh, baik fisik maupun mental. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang menyebut masturbasi penyebab rambut rontok.
Jadi, anggapan bahwa masturbasi menyebabkan rambut rontok dan kepala botak tersebut adalah mitos belaka.
Normalnya, rambut seseorang rontok antara 50-100 helai per hari. Hal itu bagian dari siklus pertumbuhan alami rambut.
Ketika siklus itu terputus karena suatu hal, folikel rambut yang rusak berganti menjadi jaringan parut. Kondisi ini menyebabkan rambut rontok.
Sebagian besar rambut rontok disebabkan oleh faktor genetika. Selain itu juga disebabkan oleh perubahan hormon, infeksi kulit kepala, menarik rambut terlalu kencang, paparan zat kimia, sampai efek samping obat.
Melansir Medical News Today, Senin (21/3/2022), mitos masturbasi penyebab rambut rontok berasal dari teori kehilangan protein atau perubahan hormon testosteron.
Mitos tersebut berasal dari teori bahwa air mani mengandung protein tinggi. Dengan begitu, setiap ejakulasi, tubuh jadi kehinganan protein yang bisa digunakan untuk bekal pertumbuhan rambut.
Faktanya, air mani memang mengandung protein tinggi, yakni dalam setiap 100 mililiter air mani bisa mengandung 5,04 gram protein. Namun setiap ejakulasi, air mani yang dikeluarkan hanya sekitar 3,3-3,7 mililiter. Jumlah tersebut relatif kecil untuk memengaruhi kondisi rambut.
Teori lain mengatakan,, masturbasi meningkatkan testosteron yang bisa memicu peningkatan hormon biang rambut rontok dihydrotestosterone (DHT). Namun, studi pada 2001 membuktikan, masturbasi tidak terbukti meninkatkan kadar DHT.
Masturbasi jadi penyebab rambut rontok memang hanya mitos belaka. Tapi, sejumlah ahli menyebut, masturbasi bisa menimbulkan efek negatif sampai bahaya kalau sudah menimbulkan efek seperti berikut ini:
Nah, kalau sudah ada tanda-tanda tadi, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau terapis seks ya.