Sebelumnya, jika ketahuan menjual perlengkapan valentine bisa ditindak oleh aparat Arab Saudi, loh!
Arab Saudi rayakan Valentine secara implisit dengan ramainya pajangan pakaian dalam wanita (lingerie) berwarna merah dengan harga diskon.
“Manajemen telah meminta kami untuk mendekorasi pajangan jendela dengan lingerie merah, tetapi tanpa pengabdian Hari Valentine di mana pun," tutur seorang penjual di salah satu mal di Riyadh mengutip CNNIndonesia dan AFP.
Rupanya, menjelang hari kasih sayang tersebut, permintaan dan penjualan baju berwarna merah memang meningkat, salah satunya untuk lingerie.
“Kami kini bisa menempatkan baju merah dengan nyaman dan bahkan melihatnya di tampilan jendela,” tutur penjual baju lainnya. Ia juga menyatakan memberikan diskon untuk baju maupun lingerie merah yang ia jual, walau tanpa menyebut ‘promo Valentine’.
Selain memberikan diskon untuk pakaian merah, berbagai toko dikabarkan turut memberi diskon untuk parfum hingga kosmetik.
Dikutip dari Tempo, seorang pembeli, Reem Al-Qahtani mengatakan masyarakat Arab Saudi kini perlahan menerima konsep perayaan Valentine, meski tidak secara eksplisit.
“Saat ini, kami merayakannya diam-diam di kafe dan restoran, tetapi kami berharap ini akan menjadi fenomena beberapa tahun mendatang,” tutur wanita muda berusia 22 tahun tersebut. Memang, konsep Valentine lebih mudah diterima oleh para generasi muda.
Walaupun begitu, ada pula masyarakat yang merasa tidak nyaman akan perayaan tersebut. “Ini (lingerie merah yang dipajang) mengganggu saya. Tapi, ada orang yang menyukainya, dan ini merupakan kebebasan atas pilihan mereka,” ujar perempuan yang tidak ingin disebutkan namanya dikutip dari CNNIndonesia.
Sebelumnya, larangan untuk merayakan valentine cukup ketat diberlakukan di Arab Saudi. Bahkan, polisi keagamaan pernah menindak penjual perlengkapan hari valentine hingga masyarakat yang mengenakan pakaian warna merah di hari kasih sayang tersebut.