Hai Kawula Muda, ini sih memang keren ya!
Untuk pertama kalinya medali-medali di ajang olimpiade dibuat dari limbah hasil daur ulang peralatan elektronik lama seperti smartphone dan laptop.
Di balik para atlet yang bangga menerima medali di atas podium, ada yang merasa bangga, yakni orang-orang di balik Proyek Medali Tokyo.
Mengutip DW, Kamis (29/7/20210), juru bicara Olimpiade Tokyo 2020 Hitomi Kamizawa mengatakan bahwa kampanye ini meminta masyarakat menyumbangkan perangkat elektronik tua mereka untuk proyek tersebut.
“Kami berterima kasih atas kerja sama semua orang,” ujar Hitomi Kamizawa.
Dijelaskan juga bahwa di dalam berbagai perangkat elektronik masa kini memang ada logam mulia bernilai miliaran, seperti emas dan perak.
Namun, karena harga peralatan itu makin lama makin murah, banyak orang membuang begitu saja perangkat lama mereka. Padahal kalau barang-barang tersebut dikumpulkan dan didaur ulang dengan benar, bahan-bahan berharga tadi masih bisa digunakan.
Selama dua tahun, Proyek Medali Tokyo mengumpulkan bahan untuk didaur ulang menjadi sekitar 5.000 medali perunggu, perak, dan emas yang akan dibagikan kepada para pemenang di ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Hingga 90 persen kota dan desa di Jepang yang berpartisipasi dalam proyek ini, dengan mendirikan tempat-tempat pengumpulan peralatan elektronik bekas.
Ratusan ribu warga Jepang bahkan menyumbangkan perangkat elektronik lama yang tidak mereka pakai lagi hingga terkumpul hampir 80 ton.
Secara keseluruhan, kampanye daur ulang ini menghasilkan sekitar 32 kilogram emas, 3.750 kilogram perak, da lebih dari 2.400 kilogram perunggu.
Ketika proyek ini diluncurkan pada April 2017, hanya ada sekitar 600 kota yang ikut serta. Pada akhir proyek, yakni Maret 2019 ada lebih dari 1.600 kota yang berpartisipasi.
“Pengelola memang menggalang promosi besar-besaran dan membuka banyak sekali titik pengumpulan untuk memudahkan orang-orang berkontribusi,” ujar Toshio Kamakura, Direktur Renet Japan Group, salah satu perusahaan utama yang terlibat dalam kampanye.
Setelah mengumpulkan perangkat elektronik bekas, langkah berikutnya adalah pembongkaran barang-barang tersebut.
Kemudian ada proses ekstraksi dan pemurnian oleh kontraktor, lalu dicetak dalam konsep desain yang diciptakan Junichi Kawnishi, pemenang kompetisi desain tes yang mengalahkan 400 kontestan lainnya.
Diameter: 85 milimeter
Ketebalan bagian tertipis: 7,7 milimeter
Ketebalan bagian paling tebal: 12,1 milimeter
Berat medali
Emas: sekitar 556 gram
Perak: sekitar 550 gram
Perunggu: sekitar 450 gram
Komposisi
Medali emas: 92,5 persen peran dan sisanya dilapisi dengan 6 gram emas
Medali perak: murni perak
Medali perunggu: 95 persen tembaga dan 5 persen seng