Jangan dibiasakan terlalu oversharing ya Kawula Muda!
Berkembangnya media sosial telah mengubah cara kita berinteraksi dan berbagi informasi ke sesama pengguna.
Namun, di balik kemudahan berbagi informasi, terdapat risiko yang perlu kita waspadai, salah satunya adalah oversharing.
Oversharing merupakan sebuah tindakan membagikan terlalu banyak informasi pribadi di media sosial atau platform publik lainnya.
Hal ini ni dapat mencakup tentang kehidupan sehari-hari, perasaan, hubungan, atau masalah pribadi yang seharusnya lebih bersifat privat.
Oversharing sering kali terjadi karena dorongan emosional, kebutuhan akan perhatian, atau keinginan untuk mendapatkan dukungan dari orang lain.
Meskipun bisa membuat seseorang merasa terhubung, oversharing juga bisa berisiko, karena informasi yang terlalu pribadi dapat disalahgunakan atau dapat mempengaruhi citra diri di mata orang lain.
Berdasarkan penelitian tim The Conversation, kecenderungan untuk membagikan terlalu banyak konten di media sosial dipicu oleh lonjakan emosi yang dirasakan individu.
Ketika merasakan emosi yang kuat, kita cenderung menggunakan media sosial untuk mencari dukungan dan validasi dari orang lain.
Di saat merasa bahagia, kita lebih mungkin untuk membagikan berita baik. Sebaliknya, saat menghadapi emosi negatif seperti kemarahan atau frustrasi, kita sering kali berbagi pengalaman untuk mendapatkan dukungan.
Emosi ini perlu dikelola dengan baik karena apa yang kita sampaikan saat ini dapat ditanggapi secara berbeda oleh orang lain.
Selain itu, penelitian Radovic (2017) menunjukkan bahwa remaja cenderung berbagi informasi secara berlebihan karena hal itu memberi mereka rasa kebebasan sebagai bentuk ekspresi.
Ini juga merupakan cara untuk menemukan atau membentuk identitas diri mereka. Di sisi lain, ada orang yang melakukan oversharing di media sosial untuk menarik perhatian.
Namun, penyebabnya tidak hanya berasal dari satu faktor tertentu, bisa jadi mereka mengalami gangguan narsistik atau benar-benar mencari bantuan.
Oversharing di media sosial dapat menjadi berbahaya jika informasi tersebut dibagikan kepada orang-orang yang tidak dikenal.
Kita tidak pernah tahu latar belakang dari para pengikut kita di media sosial, dan ada kemungkinan beberapa dari mereka memiliki kecenderungan untuk menguntit, yang bisa mengganggu kita. Oleh karena itu, ada beberapa informasi yang sebaiknya tidak dibagikan secara berlebihan.
Mengutip dari SBU Brooklogue, salah satunya adalah lokasi secara real-time. Banyak platform media sosial memungkinkan kita membagikan lokasi, sehingga orang lain dapat melihat di mana kita berada.
Menyebarkan lokasi secara langsung bisa mengundang penguntit untuk mendatangi tempat yang kita kunjungi.
Untuk mengurangi risiko, sebaiknya hindari membagikan lokasi secara langsung dan unggahlah konten setelah kita kembali ke rumah atau menjauhi lokasi tersebut.
Kedua, informasi pribadi yang berkaitan dengan keluarga juga perlu diperhatikan.
Contohnya termasuk tanggal ulang tahun, nama panggilan, nama saudara, dan orang tua, serta rincian tentang acara keluarga dan dinamika yang ada.
Membagikan informasi ini berisiko besar dan dapat mengarah pada penipuan atau penculikan. Banyak pelaku penculikan mencari korban dari keluarga yang tidak harmonis untuk memudahkan manipulasi.
Di sisi lain, pelaku penipuan sering mendekati dengan cara personal agar terlihat lebih meyakinkan, misalnya dengan memanggil kita menggunakan nama panggilan yang hanya diketahui oleh keluarga.
Ketiga, pemikiran, emosi, atau kondisi yang sedang kita alami juga perlu diwaspadai.
Terutama saat emosi sedang tinggi, kita bisa kehilangan kontrol atas apa yang sebaiknya diucapkan, dan kata-kata kita bisa menyakiti orang lain.
Dalam dunia yang semakin terhubung, oversharing di media sosial menjadi fenomena yang tidak dapat diabaikan. Meskipun berbagi momen pribadi dapat mendekatkan kita dengan orang lain, penting untuk menyadari risiko yang menyertainya.
Dengan mempertimbangkan dengan cermat informasi yang kita bagikan, kita dapat melindungi diri sendiri dan menjaga kesehatan mental.
Mari kita ingat untuk berbagi dengan bijak, menjaga privasi, dan selalu mengutamakan keselamatan.
Dengan cara ini, kita bisa tetap menikmati manfaat media sosial tanpa terjebak dalam potensi dampak negatif yang mungkin muncul.
Jadi, sebelum mengklik tombol "unggah," luangkan waktu sejenak untuk berpikir, apakah ini perlu dibagikan?
Keputusan yang bijak hari ini dapat membuat perbedaan besar di masa depan.