Hai Kawula Muda, kira-kira mau gak kalau diminta makan daging ular?
Mengutip Mashed.com, Rabu (16/12/2020), Komisi Konservasi Ikan dan Margasatwa Florida akan mendorong warganya untuk mengonsumsi ular piton dengan cara yang aman.
Imbauan itu tercetus dikarenakan ular piton, khususnya piton jenis Burma, sedang membuat kacau rantai makanan di wilayah Everglades, hingga merusak ekosistem di sana.
Sebetulnya, warga Florida sudah terbiasa berurusan dengan berbagai hewan liar seperti alligator, setiap harinya.
Namun, kemunculan ular-ular yang berlebihan telah megganggu rantai makanan dan membuat ekosistem tidak stabil. Belum lagi, ular yang merayap di atap-atap rumah tentu membuat teror tersendiri bagi warga.
Komisi Konservasi Ikan dan Margasatwa Florida berencana untuk memulihkan keseimbangan ekosistem dengan mendorong orang berburu dan memakan ular yang rata-rata memiliki panjang 20 kaki tersebut.
Menurut Tampa Bay Times, pihak konservasi sedang bekerja sama dengan Departemen Kesehatan Negara Bagian Florida tengah meneliti apakah ular tersebut dapat dikonsumsi dengan aman oleh manusia atau tidak.
Jika aman, maka mereka mengharapkan bantuan masyarakat Florida untuk mengendalikan populasi hewan liar ini, yakni dengan menjadikannya makanan.
“Kami ingin menggunakan konsumsi sebagai cara lain untuk mengatur populasi ular piton di Florida, jika dagingnya aman untuk dimakan,” ujar Carli Segelson, juru bicara Komisi Konvervasi Ikan dan Satwa Liar.
Namun, terlepas dari orang-orang yang tidak terbiasa makan ular, hewan liar ini memiliki masalah lain yaitu kemungkinan mengandung terlalu banyak merkuri. Dalam kadar tertentu, unsur logam ini terbukti beracun bagi manusia.
Badan Perlindungan Lingkungan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) menyarankan, konsentrasi merkuri lebih dari 0,3 miligram per liter (mg/l) tidak aman dikonsumsi manusia.
Bukti awal menunjukkan, ular piton yang bersentuhan dengan merkuri melalui curah hujan yang rembes ke rawa-rawa Everglades, memiliki jumlah jauh lebih tinggi dari itu.
Darren Rumbold, profesor dari Florida Gulf Coast University mengatakan bahwa ular sanca mengandung konsentrasi merkuri ratusan mg/l.
Adapun analisis lain menemukan kalau ular piton di daerah barat daya Florida mengandung merkuri dengan jumlah mendekati lima mg/l.
Selain kandungan merkuri, rasa yang dihasilkan ular piton juga menjadi perdebatan.
Menurut FitDay, beberapa negara di Asia menganggap ular adalah makanan yang lazim dan dianggap memiliki khasiat obat. Kabarnya, Kim Jong Un juga suka memakannya berbarengan dengan wine.
Dilaporkan juga, tidak banyak bukti ilmiah yang mendukung klaim akan khasiat dari daging ular, namun demikian dipercaya memiliki tinggi protein. Daging ular juga dipercaya memiliki sekitar setengah kalori dan sepertiga lemak dari steak sirloin.
“Saya tidak mau bilang kalau rasanya mirip ikan,” ujar Donna Kalil, seorang pemburu saat menjelaskan tentang tekstur hewan reptil itu.
Saat ditanya untuk mendeskripsikan rasanya, ia mengatakan kalau rasa daging babi juga muncul dalam pikirannya.
Bagaimana pun, keputusan makan ular piton ini tidak secepat itu ditentukan. Butuh beberapa waktu sebelum negara bagian Florida mempertimbangkan ular-ular besar ini bisa dimakan.