Pada triwulan kedua 2024, terdapat peningkatan aktivitas pasar kondominium
Pada pertengahan tahun 2024, tingkat hunian sektor perkantoran masih stabil di kisaran angka 70% untuk Kawasan CBD dan Kawasan non-CBD.
Jumlah permintaan properti terpantau tetap positif melanjutkan tren dari triwulan sebelumnya meskipun masih terbatas.
Untuk Kawasan CBD diperkirakan tidak ada tambahan pasokan gedung baru yang akan selesai dibangun hingga akhir tahun 2024, sementara untuk kawasan non-CBD diperkirakan masih akan bertambah.
Di triwulan kedua tahun 2024, meskipun tidak ada pusat perbelanjaan baru yang beroperasi, permintaan akan ruang di pusat perbelanjaan yang sudah ada tetap tinggi.
Ada beberapa mal baru yang akan selesai dibangun di semester kedua tahun 2024.
Permintaan pada triwulan ini terutama berasal dari sektor makanan dan minuman, dengan toko-toko yang menjual kebutuhan anak-anak dan sektor fashion juga cukup aktif. Permintaan yang kuat ini menghasilkan pertumbuhan harga sewa yang sehat.
"Beralih ke pasar kondominium, pengembang masih melakukan aktivitas wait and see untuk paruh pertama tahun ini. Umumnya, pemilihan presiden dapat mempengaruhi sentimen pembeli dan investor,” ujar Yunus Karim selaku Head of Research JLL.
Pada triwulan ini, terdapat peningkatan aktivitas pasar kondominium yang terlihat pada total penjualan di beberapa proyek, terutama proyek proyek yang mendekati penyelesaian terlihat lebih menarik bagi calon pembeli.
Tren positif permintaan ruang perkantoran di kawasan CBD masih berlanjut di triwulan kedua dengan rata-rata tingkat hunian di angka 70%.
“Penyerapan ruang perkantoran terutama terjadi di gedung-gedung Grade A. Beberapa perusahaan juga masih merumuskan strategi yang tepat dalam menentukan besaran kebutuhan ruang perkantoran mereka,” kata Head of Office Leasing Advisory, Angela Wibawa.
Meskipun harga sewa masih tertekan, kami menemukan ada beberapa gedung dengan tingkat hunian di atas 85% mulai menaikkan harga penawaran sewa (asking rent) mereka 10%-15% dari harga sebelumnya.
Tren positif ini juga terjadi di kawasan Non-CBD pada triwulan kedua dengan rata-rata tingkat hunian di angka 71%.
Sementara itu, Vivin Harsanto selaku Head of Advisory JLL, mengatak bahwa pasar perumahan tapak di Jabodetabek pada semester I-2024 tetap stabil, meskipun lebih sedikit unit yang diluncurkan dibandingkan dengan semester II-2023 tetapi masih lebih banyak dibandingkan periode semester I-2023.
“Beberapa faktor mempengaruhi hal ini, termasuk pemilihan presiden, bulan puasa Ramadan, kenaikan suku bunga acuan menjadi 6,25%, dan insentif pembebasan pajak bersyarat 100% untuk properti dengan harga hingga 2 miliar rupiah yang berakhir di Juni 2024,” ungkapnya.
Insentif pembebasan pajak yang berlaku setelahnya adalah 50% hingga Desember 2024.
Beberapa momentum yang perlu diperhatikan adalah pemilihan gubernur di akhir tahun dan kenaikan tarif pajak dari 11% menjadi 12% di tahun 2025 sesuai Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Selain faktor politik dan ekonomi, kolaborasi antara pengembang lokal dan asing terpantau tetap aktif. Beberapa pengembang menyediakan infrastruktur seperti stasiun pengisian kendaraan listrik di unit atau kantor penjualan.
Kolaborasi dengan merek ritel, bioskop, furnitur dan perabot rumah tangga, dan bisnis makanan dan minuman juga meningkatkan daya tarik kawasan perumahan bagi calon pembeli.
“Industri pariwisata di Jakarta dan Bali meningkat kembali dengan pesat. Jumlah kedatangan wisatawan mancanegara telah melampaui jumlah sebelum pandemi di Bali. Kinerja perdagangan hotel juga melebihi ekspektasi, didorong oleh permintaan domestik dan internasional.” ungkap Vice President, Investment Sales & Acquisitions, JLL Hotels and Hospitality Group, Asia Pacific, Ervin Seow.
Pada triwulan-II tahun 2024, pasokan pergudangan modern logistik di Jabodetabek telah melampaui 2,7 juta meter persegi. Tiga proyek baru telah selesai di wilayah Bekasi, Cikarang, dan Tangerang, yang akhirnya berkontribusi setelah durasi waktu yang cukup lama.
Tren pasokan yang positif ini diiringi dengan tingkat hunian yang baik sebesar 89%. Para penyedia jasa logistik berskala besar tengah memperluas operasinya, sehingga mendorong permintaan gudang logistik modern di Jabodetabek, yakni melalui perluasan lokasi yang sudah ada dan pencarian lokasi baru seperti di daerah barat dan selatan Jakarta.
Industri baru seperti kendaraan listrik dan produk listrik lainnya yang tengah berkembang tetap terkonsentrasi di Cikarang dan Karawang karena ekosistem manufaktur otomotif yang sudah mapan.
Industri manufaktur, khususnya di bidang pangan, farmasi, dan bahan baku, memegang peranan penting dalam pasar properti Indonesia dikarenakan pasar domestik Indonesia yang cukup besar.
“Laju inflasi di Indonesia mencapai 2,5% hingga akhir Juni, menunjukkan penurunan dibandingkan dengan akhir triwulan-I 2024 dan periode yang sama tahun lalu.
Penurunan ini, dalam kisaran target pemerintah sebesar 1,5%-3,5%, mencerminkan pengelolaan tekanan inflasi yang efektif. Bank Indonesia mengantisipasi potensi pertumbuhan sebesar 5% hingga akhir tahun 2024,” ucap Farazia Basarah selaku Country Head and Head of Logistics & Industrial.
“Dengan perpindahan Ibu Kota ke Kalimantan, pembangunan infrastruktur yang terus menjadi prioritas, dan ketahanan ekonomi nasional yang kuat, minat investor terhadap Indonesia tetap tinggi, tidak hanya untuk area Jakarta, tapi juga kota-kota lain.” pungkasnya.