Kawula Muda, jadi orang baik itu harus, tapi jangan lupa prioritaskan diri sendiri ya!
Pernah dengar istilah people pleaser? Ya, people pleaser adalah istilah yang digunakan untuk orang yang memiliki kecenderungan selalu membahagiakan sekitarnya dan menomorduakan kepentingannya demi orang lain.
Sederhananya, orang yang termasuk dalam kategori people pleaser adalah mereka yang memiliki sifat “tidak enakan” atau takut menolak permintaan dari orang lain.
Orang yang masuk dalam kategori people pleaser biasanya memiliki latar belakang yang berat sehingga penerimaan atau pengakuan dari orang lain menjadi begitu penting dalam hidupnya.
Apabila tidak mendapatkan hal tersebut, si people pleaser akan merasa sedih, kecewa, bahkan minder atau kurang percaya diri.
Sekilas, menjadi people pleaser terdengar sangat positif. Terlebih, ciri-ciri dari people pleaser adalah ramah, murah hati, inisiatif, hangat, peduli, menyenangkan, dan ringan tangan. Tetapi, sebenarnya sifat ini mempunyai dampak buruk yang berakibat ke berbagai macam gangguan psikologi kepada diri people pleaser itu sendiri.
Lantas, apa saja ciri-ciri dari seorang people pleaser?
People pleaser kerap sulit menolak permintaan atau menentang hal yang tidak disukai dengan disertai banyak pemikiran. Takut dibenci, enggan membuat orang lain kecewa, takut menjadi bahan omongan, dan sebagainya.
Meredam konflik dan menahan kesal adalah pilihan mutlak untuk si people pleaser. Meskipun situasi dan kondisi tidak berpihak kepadanya, people pleaser lebih memilih diam daripada melawan.
Membalas jasa dan kebaikan orang secepatnya adalah sesuatu yang akan selalu menghantui si people pleaser, setiap kali diperlakukan baik oleh orang lain.
Orang yang memiliki sifat sebagai people pleaser lebih memilih untuk berbuat baik kepada orang lain daripada diperlakukan dengan baik. Positifnya, people pleaser adalah sosok yang suka menolong dan pengingat jasa yang baik.
Seorang people pleaser mudah diserang rasa tidak enak, tidak nyaman, dan rasa bersalah. Jika ada sesuatu yang berjalan dengan tidak semestinya, meskipun hanya sedikit, people pleaser segera meminta maaf kepada sekitarnya, walaupun belum tentu ia yang melakukan kesalahan.
Karena sifat overthinking yang luar biasa, people pleaser selalu didera rasa gelisah dan tidak nyaman secara berlebihan.
Maka dari itu, seorang people pleaser selalu berusaha keras untuk menampilkan yang terbaik dan menjaga dirinya semaksimal mungkin agar tidak merasa berpotensi untuk jadi celaan atau ledekan orang sekitarnya.
Menjadi baik itu harus, tetapi jangan sampai hal tersebut merugikan diri sendiri atau membuat kita menjadi people pleaser. Love yourself first!