Kacau, hujan air dan hujan es yang paling mainstream kayaknya
Secara umum, hujan yang kita alami berwujud cair, seperti air. Namun, beberapa di antaranya dapat berbentuk gumpalan es karena berbagai faktor.
Namun, kebayang gak Kawula Muda, kalau di suatu wilayah diguyur hujan yang bukan terdiri dari air atau es?
Berikut beberapa fenomena hujan aneh yang pernah terjadi di dunia:
Menurut laporan New York Times, fenomena hujan daging mentah di Kentucky pernah menjadi sorotan dunia.
Seorang warga yang menyaksikan kejadian itu mengatakan bahwa langit tampak sangat cerah pada waktu tersebut.
Namun, tidak lama setelah itu, objek yang menyerupai potongan daging besar mulai jatuh dari langit dan tercecer di sekitar rumahnya.
Insiden ini berlangsung selama beberapa menit, dari pukul 11.00 hingga 12.00 pada tanggal 3 Maret 1876.
Potongan-potongan daging merah yang jatuh berukuran kira-kira 5x5 cm hingga 10x10 cm.
Menurut teori yang beredar, fenomena hujan daging disebabkan oleh kelompok burung nasar yang memuntahkan makanan mereka ketika terbang.
Hingga kini, jenis daging yang dikonsumsi oleh mereka belum diketahui pasti. Namun, terdapat banyak pendapat yang menyebutkan bahwa daging tersebut berasal dari sapi, domba, rusa, dan kuda.
Di akhir tahun 2021, sebuah kejadian luar biasa terjadi di sebuah kota di Texas, hujan ikan yang mengejutkan warga dengan memenuhi pekarangan dan jalanan.
Ikan-ikan itu berukuran sepanjang telapak tangan orang dewasa. Namun ada pula yang ukurannya lebih kecil lagi.
Kendati aneh, hujan ikan rupanya sudah pernah terjadi di beberapa tempat, Kawula Muda.
Hujan ikan juga pernah terjadi pada tahun 2017 di Oroville, California. Sedangkan pada Februari 2023 lalu, hujan ikan terjadi di Australia.
Para ilmuwan menyatakan bahwa fenomena hujan ikan tersebut terjadi akibat puting beliung yang melintasi sungai dan membawa hewan-hewan kecil tersebut hingga jatuh kembali ke daratan.
Pada tanggal 11 Juli 2015, di sebuah perkemahan di kota kecil di Jerman, penduduk setempat terkejut dengan fenomena uang yang berjatuhan dari cabang-cabang pohon.
Menurut laporan Time.com, uang tunai yang ditemukan adalah pecahan €50, yang totalnya diperkirakan setara dengan $200.000.
Telah terungkap bahwa ada orang yang menyembunyikan sebuah kantong plastik berisi uang tunai, yang diletakkan tergantung di antara dua dahan pohon.
Namun, akibat gelombang panas yang melanda daerah Mirow di Jerman, tali elastis plastik yang mengikat tumpukan uang itu meleleh, menyebabkan uang-uang tersebut berhamburan ke tanah.
Tiba-tiba, pengemudi yang melintasi area itu segera berhenti dan mengambil ribuan uang tunai yang tercecer.
Kepolisian setempat masih melakukan pencarian terhadap pemilik sebenarnya dari uang misterius tersebut.
Mereka menduga bahwa tas yang berisi uang tersebut terkait dengan insiden kebakaran pondok yang terjadi di dekat lokasi tersebut.
Jika dalam waktu enam bulan polisi tidak dapat menemukan pemilik tas misterius tersebut, orang yang menemukan tas berisi uang tersebut berhak atas seluruh uang tunai.
Fenomena hujan cacing pernah terjadi di berbagai negara, termasuk di East St. Louis, Illinois, Amerika Serikat pada tahun 1897.
Tak seorang pun menduga bahwa hujan kali ini akan membawa sekumpulan cacing kecil berukuran kira-kira 2 1/2 hingga 3 inci.
Peristiwa ini pertama kali diungkap oleh Charles Merker, seorang apoteker yang berdomisili di wilayah itu.
Pada waktu itu, Charles hanya ingin mengukur intensitas hujan yang sedang turun.
Namun, dia langsung terkejut ketika melihat sekumpulan makhluk kecil yang bergerak-gerak tergeletak di sepanjang jalan.
Cacing yang jatuh dari langit ini dikenal sebagai cacing kawat yang biasa hidup di kolam-kolam dangkal.
Diperkirakan, fenomena ini muncul ketika kolam dangkal mengering selama musim kemarau yang ekstrem, dan cacing-cacing tersebut terhembus oleh angin yang kencang.
Hujan laba-laba yang unik terjadi di Provinsi Salta, Argentina pada tahun 2007, mengejutkan banyak orang dengan fenomenanya yang langka.
Hujan laba-laba pertama kali ditemukan oleh pendaki di Gunung San Bernardo. Mereka menemukan banyak laba-laba berukuran 4 inci di tanah.
Namun, semakin tinggi pendakian ke gunung, jumlah laba-laba malah bertambah. Laba-laba beserta jaring-jaringnya tampak seolah-olah jatuh dari langit. Setelah penelitian, fenomena ini diidentifikasi sebagai metode migrasi laba-laba yang tidak biasa, dikenal sebagai 'ballooning'.