Hai Kawula Muda, tetap kenakan masker kalian kalau tidak mau terpapar Covid-19.
Hingga saat ini, penggunaan masker wajah saat beraktivitas di area publik ataupun saat bertemu dengan orang lain dianggap sebagai pencegahan terbaik terhadap penularan virus corona.
Namun, seiring dengan itu, muncul face shield atau pelindung wajah plastik sebagai perangkat pelindung tambahan dan penyempurna yang mulai banyak digunakan. Sayangnya, banyak yang menggunakan face shield tanpa memakai masker wajah.
Fenomena itu mulai ramai diperbincangkan beberapa waktu belakangan, setelah kian banyak artis yang melakukan hal tersebut saat tampil di acara televisi.
Padahal, hanya menggunakan face shield tanpa memakai masker adalah sia-sia bahkan berbahaya.
Melihat fenomena tersebut, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengingatkan bahwa memakai face shield tanpa masker adalah berbahaya dan tetap berisiko menularkan virus corona.
“Saya juga beberapa kali melihat, acara-acara di televisi tidak pakai masker hanya face shield. Ini berbahaya,” tulis Prof Zubairi dalam cuitannya di Twitter, Jumat (8/1/2021).
Zubairi juga menambahkan, meskipun sebelum acara diklaim sudah dilakukan tes rapid antigen, tetap saja kualitas tesnya masih di bawah tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mengetahui apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak.
“Oke, mungkin dilakukan rapid test antigen sebagai screening. Tapi tetap ada peluang false negative (hasil negatif palsu, padahal sebetulnya terinfeksi). Ini harus dimonitor,” ujar sambung Prof Zubairi menambahkan.
Profesor Spesialis Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) itu mengingatkan, bahwa Covid-19 menular melalui droplet atau percikan air liur yang bahkan bisa menyebar di udara, khusunya jika berada di ruangan tertutup.
Karenanya, pakai face shield tanpa masker, droplet kecil bisa berterbangan dari sisi kakan, kiri, dan bahwa face shield lalu terhisap hidung dan mulut.
“Kalau merasa aman dengan pakai face shield saja tentu tidak bisa dibenarkan. Proteksi dobel akan lebih baik. Yaitu dengan face shield dan masker. Ingat, penularan corona kan lewat airborne. Jangan meremehkan. Apalagi di ruangan tertutup dalam waktu lama. Itu amat berisiko,” tulisnya lagi.
Sementara itu, beberapa waktu lalu mantan Juru Biacara Satgas Covid-19, Achmad Yurianto, juga pernah mengemukakan pendapat serupa. Ia mengumpamakan masker sebagai jas hujan dan face shiled adalah payung.
“Cuma pakai face shield nggak pakai masker tetap aja (tidak efektif), sama seperti pakai payung bisa kecipratan air dari samping dan bawah air hujan. Pakai face shield dan masker, itu baru yang maksimal,” kata Yuri menegaskan.
Mengutip Healthline, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Physics of Fluids oleh AIP Publishing, mereka mengunakan visuaslisai untuk memeriksa dan menggambarkan seberapa efektif pelindung wajah plastik dalam mengurangi penyebaran Covid-19.
Dalam video disimulasikan orang dengan kepala maneken yang dihubungkan ke mesin uap dari air dan gliserin. Lalu, mulut maneken akan mengeluarkan uap saat pompa bekerja seolah orang yang sedang batuk, maupun saat berbicara normal.
Saat maneken menggunakan face shield, memang droplet akan berbelok ke bawah. Tapi beberapa saat tetesan droplet yang kecil akan melayang ke udara dan menyebar ke berbagai sisi sejauh 0,9 meter ke depan dan ke samping manekin. Bahkan di beberapa kasus, tetesan juga menyebar ke belakang bukan ke depan.
Dari simulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa face shield sangat mungkin tidak seefektif masker wajah biasa dalam membatasi penyebaran tetesan aerosol. Hal itu juga termasuk untuk masker yang menggunakan katup.
Nah, jelas ya, karena mencegah lebih baik dari mengobati, bagi yang mau pakai face shield jangan lupa tetap pakai masker!