Masih bisa jadi fans sambil belajar dan cumlaude, kok
Studi dari BMC Psychology yang dipublikasi pada tahun 2021, menyebutkan bahwa orang yang terlalu terobsesi dengan idola atau artis yang disebut fans garis keras cenderung kurang cerdas.
Studi ini dipublikasi dalam jurnal dengan judul Celebrity Worship and Cognitive Skills Revisited: Applying Cattell’s Two-factor Theory of Intelligence in a Cross-sectional Study, mempelajari tentang hubungan langsung antara pemujaan selebriti dan kinerja otak yang buruk pada tes kognitif.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap 1.763 responden asal Hungaria yang melewati dua sub-tes kecerdasan yang dirancang untuk menguji kemampuan kosakata dan simbol angka.
Mereka juga mengisi kuesioner 'Skala Sikap Selebriti' yang dibuat untuk menentukan seberapa tertarik mereka pada orang-orang terkenal. Kuesioner mengharuskan orang untuk menjawab hanya "ya" atau "tidak" untuk serangkaian pernyataan, mengutip The Independent lewat CNN Indonesia.
Contoh pertanyaan survei yang diberikan adalah "Saya sering merasa terdorong untuk mempelajari kebiasaan pribadi selebriti favorit saya", "Saya terobsesi dengan detail kehidupan selebriti favorit saya", dan "jika saya cukup beruntung untuk bertemu selebriti favorit saya, dan dia meminta saya untuk melakukan sesuatu yang ilegal sebagai bantuan, saya mungkin akan melakukannya."
Studi menemukan, orang-orang yang mendapatkan skor tinggi pada skala sikap mereka terhadap selebriti memiliki skor yang lebih rendah untuk tes kemampuan kognitif.
Hasil kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa fans garis keras dikaitkan dengan kinerja otak yang lebih rendah pada tes kognitif yang tidak bisa dijelaskan melalui demografi, kekayaan materi dan status sosial.
Meski begitu, para peneliti belum bisa menjelaskan apakah obsesi terhadap idola adalah penyebab atau konsekuensi dari hasil tes kemampuan kognitif yang hasilnya kurang cerdas.
Untuk itu, masih harus ada penelitian yang lebih detail untuk menemukan hasil lanjutannya.
Misalnya dengan mengeksplorasi sikap terhadap kinerja dan profesionalisme untuk memperluas penelitian tentang kemampuan pengetahuan para fans garis keras.
Eksplorasi faktor-faktor tersebut dalam model yang lebih komprehensif mungkin bisa membuka hasil studi baru, seperti hasil pemahaman kognitif di antara penggemar yang memiliki tingkat dedikasi yang berbeda kepada idola mereka masing-masing.