Bukan sesuatu yang patut dibanggakan!
Indonesia disebut sebagai negara fatherless terbanyak ketiga di dunia. Fatherless sendiri merujuk kepada tekanan emosional yang diakibatkan dari kehilangan sosok ayah, baik secara fisik maupun psikis, Kawula Muda.
Predikat yang disandang Indonesia bukanlah sesuatu hal yang membanggakan. Mengingat, hal ini menjadi sebuah ironi yang seharusnya tidak terjadi.
Dibandingkan istilah single mother atau broken home, istilah fatherless bisa dikatakan belum terlalu familiar di Indonesia. Padahal, fatherless menjadi sebuah fenomena yang cukup besar di Tanah Air, loh.
Fatherless atau father hunger adalah fenomena yang muncul akibat hilangnya peran ayah dalam pengasuhan dan tumbuh kembang anak.
Tidak hanya kehadiran dan keterlibatan secara fisik, fatherless juga merujuk kehadiran ayah secara psikologis, Kawula Muda.
"Fatherless diartikan sebagai anak yang bertumbuh kembang tanpa kehadiran ayah, atau anak yang mempunyai ayah tapi ayahnya tidak berperan maksimal dalam proses tumbuh kembang anak dengan kata lain pengasuhan," kata Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti dikutip dari Antara, Senin (22/05/2023).
Jika melihat fakta di lapangan, ada banyak contoh fatherless yang mungkin saja tidak disadari selama ini, Kawula Muda.
Misalnya, keluarga yang kehilangan figur ayah karena alasan sibuk bekerja atau bertugas di luar kota, ayah yang tanpa sadar tidak menjadikan keluarga sebagai prioritas, hingga keluarga yang tidak memiliki figur ayah karena beberapa hal tertentu.
Pasalnya, meski seorang anak memiliki ayah yang ia tahu keberadaannya dan bertemu setiap hari, tetap saja anak tersebut bisa dikatakan fatherless jika tidak mendapatkan pendampingan dan pengajaran dari sosok ayah.
"Fatherless itu adalah si ayah sebetulnya ada. Jadi si anak itu punya ayah, tapi kehadirannya secara fisik maupun secara psikologis itu sangat minim," ujar psikolog klinis anak dan remaja, Monica Sulistiawati, M.Psi, melansir Detik, Senin (22/05/2023).
Melansir Narasi, seorang psikolog asal Amerika Serikat, Edward Elmer Smith mengatakan bahwa fatherless country memiliki kecenderungan tidak merasakan keberadaan dan keterlibatan figur ayah yang berdampak besar bagi banyak hal.
Konsep yang membagi peran sesuai dengan gender menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia bisa menjadi negara fatherless, Kawula Muda.
Lo mungkin familiar dengan konsep ayah bertugas mencari nafkah dan ibu mengurus urusan domestik termasuk mengurus anak, bukan? Rupanya, hal tersebut menjadi salah satu penyebab utama anak Indonesia banyak kehilangan sosok ayah dalam proses tumbuh kembangnya.
Hal ini sejalan dengan laporan State of the World’s Fathers yang menyebutkan jika para ayah diharapkan bekerja ke luar rumah untuk mencari nafkah, Kawula Muda.
Faktor tersebut, melahirkan faktor lain yang juga menjadi penyebab seorang anak bisa mengalami fatherless, seperti pernikahan jarak jauh, orang tua terlalu sibuk, hingga orang tua bercerai.
Dapat disimpulkan, penyebab utama fenomena fatherless adalah alasan ekonomi, sosial, dan budaya, Kawula Muda.
Budaya patriarki yang masih sangat melekat di Indonesia membuat peran ayah yang juga dibutuhkan dalam pengasuhan anak perlahan menjadi hilang, dan seolah-olah, ayah tidak memiliki waktu untuk ‘hadir’ karena harus mencari nafkah.
Ketidakhadiran sosok ayah dalam tumbuh kembang anak bisa berdampak buruk bagi masa depannya.
Berikut ini, dampak fatherless pada anak yang perlu lo ketahui:
1. Merasa kurang percaya diri
2. Cenderung menarik diri di kehidupan sosial
3. Rentan melakukan tindak kenakalan remaja, kriminal, hingga kekerasan
4. Kondisi kesehatan mental yang bermasalah
5. Berpotensi memunculkan depresi, takut, cemas, dan tidak bahagia
6. Pencapaian nilai akademis yang rendah
7. Rendahnya penghargaan atas diri sendiri atau self-esteem
8. Merasa tidak aman secara fisik dan emosional
9. Memiliki hubungan yang rumit dengan pasangan
10. Memiliki kemampuan penyelesaian masalah dan komunikasi yang tidak terlalu baik serta mudah frustrasi atau stres
Kawula Muda, tidak semua orang beruntung untuk merasakan kehadiran seorang ayah dalam hidupnya. Tidak hanya laki-laki, kehadiran ayah juga sangat diperlukan oleh anak perempuan.
Meski begitu, edukasi akan pentingnya peran ayah dalam keluarga menjadi sangat penting melihat posisi Indonesia saat ini sebagai negara fatherless terbanyak ke-3 di dunia.
Adapun, pentingnya peran ayah dalam perkembangan anak adalah sebagai berikut:
1. Mengajarkan cara memecahkan masalah
2. Mengajarkan prinsip hidup
3. Menjadi teman bermain anak, terutama dalam permainan fisik
4. Mengajarkan tanggung jawab dan membedakan mana yang benar dan salah
5. Mengajarkan moral dan tata krama agar anak bertindak bijak
6. Menjadi contoh bagi anak untuk menggunakan logika, kemandirian, dan keberanian
Kawula Muda, sosok ayah yang tidak hadir atau fatherless juga harus dilengkapi dengan kehadiran seorang ibu yang mengajarkan tentang pendewasaan emosi, empati, dan kasih sayang. Untuk itu, kehadiran keduanya dapat membentuk anak menjadi pribadi yang utuh.