Hai Kawula Muda, Bill Gates ke Jogja, ada apa ya?
Baru-baru ini beredar kabar bahwa salah satu orang terkaya di dunia, Bill Gates kembali datang mengunjungi kota Yogyakarta. Ternyata, itu dilakukannya berkaitan dengan nyamuk. Kok bisa ya?
Apakah kita bisa mengakali binatang paling berbahaya di dunia? Demikian judul artikel baru di blog Bill Gates, yang membahas tentang bahaya nyamuk dan penanggulangannya.
Dalam artikel tersebut Bill Gates membahas bagaimana jutaan nyamuk sengaja dilepaskan dari laboratorium dengan bakteri ampuh bernama Wolbachia.
"Nyamuk yang dihasilkan dari pabrik itu membawa bakteri bernama Wolbachia yang menghalangi mereka menularkan demam berdarah dan virus lain semacam Zika, chikunguya dan lainnya pada manusia," tulis sang pendiri Microsoft.
Bill Gates pun menyinggung soal kunjungannya di Yogyakarta sebagai salah satu pusat penelitian bakteri Wolbachia, tepatnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
"Itu adalah eksperimen dari World Mosquito Program, yang bekerja untuk menghentikan penyebaran demam berdarah dan penyakit lainnya, yang telah dilangsungkan di Yogyakarta. Yayasan kami mendanai riset ini. Di 2014, aku mendatangi Yogyakarta untuk melihat awal dari pekerjaan ini," tulis Gates.
Riset itu ternyata sukses besar. Uji coba yang digelar di Yogyakarta menunjukkan, nyamuk yang sudah mengandung Wolbachia menurunkan kasus demam berdarah sampai 77 persen. Di Medelin, Kolombia, kasus demam berdarah bahkan anjlok hingga 89 persen.
"Hasil itu adalah terobosan besar, menunjukkan bukti teknologi baru ini akan melindungi seluruh kota dan negara melawan ancaman penyakit dari nyamuk. World Mosquito Program kini melepaskan nyamuk itu di 11 negara, Brasil, Kolombia, Meksiko, Indonesia, Sri Lanka, Vietnam, Australia, Fiji, Kiribati, New Caledonia, dan Vanuatu," papar Bill Gates.
Namun rupanya peneliti nyamuk Wolbachia dari World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM membantah proyek tersebut dibiayai oleh yayasan milik Bill Gates.
Peneliti pendamping WMP Yogyakarta dr. Riris Andono Ahmad, M.P.H., Ph.D menanggapi tulisan yang dibuat Bill Gates itu.
“Yayasan yang mendanai riset di Yogyakarta tersebut didanai sepenuhnya oleh Yayasan Tahija, bukan yayasan milik Bill Gates (Gates Foundation)," kata Riris melalui keterangan tertulisnya, Selasa (23/8/2022).
"Kegiatan pengendalian kasus DBD dengan nyamuk ber-Wolbachia yang dilakukan oleh WMP di Kota Yogyakarta merupakan riset atau penelitian, bukan eksperimen," imbuh Riris.
Tampaknya memang ada sedikit kerancuan di sini. Bill Gates mengatakan bahwa Bill and Melinda Gates Foundation mendanai World Mosquito Program (WMP) untuk yang global. Namun dalam artikel terpisah, Bill Gates menyebutkan untuk riset di Indonesia didanai oleh Yayasan Tahija.
Sekadar informasi, kegiatan WMP dilakukan di 11 negara, termasuk Indonesia (Yogyakarta). Kegiatan WMP di Yogyakarta secara khusus didanai oleh Yayasan Tahija.
Bill Gates mengenang kunjungannya ke salah satu pusat penelitian bakteri Wolbachia, tepatnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pada 2014 lalu, Bill Gates mendatangi Dusun Kronggahan di Kabupaten Sleman, lokasi pelepasan nyamuk ber-Wolbachia dalam fase 2 penelitian WMP Yogyakarta.