Penelitian ini berfokus pada agama kristen ya, Kawula Muda.
Sudah menjadi pengetahuan umum kalau dalam budaya dan agama Kristen, cewek lebih taat dibandingkan cowok, Kawula Muda.
Meskipun begitu, peneliti belum sepenuhnya bisa menjelaskan penyebab utama adanya perbedaan ini di berbagai tradisi agama di seluruh dunia.
Tapi, data terbaru malah nunjukin kalau tren yang sudah lama ada ini bisa berubah.
Di Amerika Serikat, cewek-cewek muda khususnya generasi Z atau gen z, sekarang malah lebih jarang ngakuin diri mereka beragama dibandingkan cowok-cowok muda.
Sebuah studi dari Pew tahun 2016 soal agama dan gender nunjukin kalau di seluruh dunia, 53% orang Kristen yang merasa taat beragama adalah perempuan, sementara 47% lainnya laki-laki.
Menurut Pew, 64% perempuan di AS berdoa setiap hari, dibandingkan 47% laki-laki. Selain itu, 60% perempuan di AS anggap agama itu "sangat penting," dibandingkan 47% laki-laki.
Ruth Graham dari New York Times laporan bahwa pola gender ini berubah di Generasi Z.
Di generasi ini, hampir 40% cewek sekarang bilang mereka tidak terafiliasi sama agama, dibandingkan 34% cowok, berdasarkan survei tahun lalu yang dilakukan ke lebih dari 5.000 orang Amerika oleh Pusat Survei Kehidupan Amerika di American Enterprise Institute.
Menurut Graham, alasan cewek-cewek muda sekarang lebih banyak nggak beragama adalah karena mereka jadi lebih liberal dan feminis dengan cepat.
Sedangkan cowok-cowok muda malah lebih tertarik sama sistem kepercayaan yang mendukung keluarga tradisional dan peran gender.
Graham juga menyebutkan kalau "hampir tiga dari 10 cewek Gen Z" sekarang mengidentifikasi diri sebagai bagian dari komunitas LGBTQ, dan homofobia sering dianggap sebagai salah satu alasan kenapa generasi muda jadi jauh dari kekristenan.
Di sisi lain, mungkin banyak cowok muda tertarik sama kekristenan karena mereka ngerasa agama ini ngasih "izin" ilahi buat ambisi mereka jadi penguasa dan punya status di rumah atau masyarakat, sebagai pemimpin dan pencari nafkah.
Bagi mereka, kekristenan yang lebih liberal mungkin nggak terasa meyakinkan.
Intinya, ideologi sekuler juga bisa jadi faktor besar di balik kesenjangan gender dalam agama, bukan cuma hal-hal lain.
Kalau gereja dilihat sebagai tempat di mana cowok bisa ngejek feminis, menolak hak-hak reproduksi, atau ngajarin anak-anak mereka buat takut sama Tuhan, kesenjangan gender di agama bakal terus ada.