Hai Kawula Muda, siapa yang sering emosian saat nyetir atau dandan sambil nyetir?
Mengutip dari Cosmopolitan, psikolog klinis dari Dubai, Mary John, mengatakan, kebiasaan tak sehat saat menyetir sebenarnya termasuk salah satu tanda gangguan psikologis.
Menurut Mary, menyetir membutuhkan kedewasaan emosi, konsentrasi tinggi, kemampuan menilai, dan mengambil keputusan dengan baik, serta berpikir tanpa respons impulsif (bertindak berdasarkan insting).
Ia menambahkan, pengemudi ceroboh sering melanggar batas maksimun kecepatan. Umumnya, mereka cenderung memiliki masalah Attention Deficit Disorder (ADD) atau Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD).
Kebiasaan-kebiasaan menyetir yang menunjukkan gangguan psikologis tadi adalah seperti berikut ini.
1. Sering melakukan pelanggaran
Sekali dua kali melakukan pelanggaran mungkin masih dimaklumi. Namun, kalau sampai membuat seseorang harus membayar denda sampai ratusan juta, bisa jadi dia mengidap ADHD.
Dia tak mampu menahan kebiasaan impulsif untuk menginjak pedal gas, mudah gusar, dan sulit menaati peraturan saat berkendara.
Bisa juga dia adalah pengidap hipomania, yaitu kondisi suasana hati terlalu bergairah dan gembira sehingga aktivitas tubuh meningkat dan sulit dikendalikan.
2. Tak sabar menyalip pengemudi lain dan menikmati momen kebut-kebutan
Pengemudi seperti ini cenderung ceroboh dan tidak rasional. Biasanya mereka terbiasa dengan ketidakteraturan. Di tempat kerja pun mereka kurang memiliki kemampuan perencanaan. Alhasil, pekerjaannya sering kali tak selesai tepat waktu dan hasilnya kurang sempurna.
3. Merias diri saat macet atau lampu merah
Kebiasaan ini biasanya terjadi pada kaum hawa. Alasan klisenya, waktu yang mepet sementara sampai kantor penampilan harus sempurna.
Namun ternyata, kebiasaan itu justru menunjukkan rasa kurang percaya diri. Mereka juga lebih menomorsatukan penampilan dibanding keselamatan. Mereka juga kurang bertanggung jawab dan biasa hidup santai.
4. Kerap gelisah saat macet dan berhenti sangat dekat dengan mobil di depannya
Pengendara model ini, belum merasa puas jika jarak antar bemper mobul masih ranggang. Kebiasaan ini masuk kategori impulsif dan hipomania. Mereka umumnya juga memiliki ego tinggi dan menikmati reaksi kesal pengemudi lain yang ia Jahili.
5. Melanggar aturan dan memaki saat ditegur
Orang seperti ini biasanya memiliki tenaga berlebih, super aktif, dan kecerdasan emosionalnya rendah. Selain itu, mereka juga kerap kurang bertanggung jawab kepada diri sendiri maupun orang lain. Bisa jadi mereka mengidap hipomania dan bertabiat narsis.
Sebagai catatan, tipe-tipe tadi biasanya cenderung akan menglulangi kesalahannya.
Perusahaan riset dan survei OnePoll bekerja sama dengan Christian Brothers Automotive melakukan survei terbarunya dan menemukan hampir 60 persen responden mengaku tidak akan berkencan dengan pasangan yang cara mengemudinya buruk.
Hasil survei itu juga mengungkapkan, 56 persen dari 2.000 pengemudi di Amerika Serikat tidak mau berkencan dengan seseorang yang cara mengemudinya tidak aman.
Bahkan, hampir seperlima atau 18 persen mengaku pernah mengakhiri hubungan karena pasangannya memiliki kebiasaan mengemudi yang buruk.
Sebanyak 78 persen responden dalam survei beranggapan bahwa cara mengemudi menunjukkan banyak hal terkait kepribadian.
Para responden memberikan contoh sederhana, jika orang tersebut mengemudikan kendaraan dengan cara yang berisiko dan berbahaya, itu menandakan ia akan bertindak sama pada aspek lain di hidupnya.
Bagaimana, pasangan kalian termasuk tipe mengemudi yang disebutkan tadi tidak?