Ternyata bulan juga bisa mempunyai teman ya, Kawula Muda!
Bumi diprediksi akan memiliki 'bulan kedua' selama kurang lebih dua bulan, Kawula Muda.
Berdasarkan pengamatan terbaru, 'bulan kedua tersebut merupakan asteroid 2024 PT5. Objek luar angkasa yang berukuran 11 meter tersebut akan tertangkap oleh gravitasi Bumi dan memasuki orbit sementara selama kurang lebih dua bulan.
Menurut penulis utama penelitian ini Carlos de la Fuente Marcos, yang merupakan peneliti dari fakultas ilmu matematika di Universitas Complutense Madrid, mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak pengamatan dan data untuk mengonfirmasi ukurannya.
Bulan adalah satelit utama yang kita kenal, tetapi Bumi juga memiliki quasi-moons, minimoons, dan ghost moons.
Setidaknya, Bumi memiliki tujuh quasi-moons, termasuk Kamo'oalewa, serta beberapa minimoons yang pernah terperangkap dalam gravitasi Bumi, seperti 2024 PT5.
Asteroid yang diberi nama 2024 PT5 ini pertama kali ditemukan oleh para astronom pada 7 Agustus lalu oleh Asteroid Terrestrial-Impact Last Alert System (ATLAS).
Pada Agustus lalu, jarak asteroid 2024 PT5 itu ketika lewat mencapai titik terdekatnya dengan bumi yaitu 568.500 kilometer.
Sementara itu, Peneliti astronomi-astrofisika di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, menjelaskan bahwa asteroid 2024 PT5 bukanlah bulan kedua'
Thomas mengatakan bahwa setelah periode tersebut, asteroid ini diperkirakan akan kembali terlepas dan kembali ke asalnya di sabuk asteroid yang dikenal sebagai Arjuna, sebuah sabuk asteroid kedua yang memiliki orbit serupa dengan Bumi dalam mengelilingi matahari.
"Asteroid ini bukan bulan kedua, tetapi karena terjebak sementara dalam orbit Bumi, beberapa media menyebutnya sebagai 'bulan mini'," ucap Thomas melalui keterangan tertulis, Rabu, 25 September 2024.
Thomas menambahkan bahwa istilah "bulan kembar" tidaklah tepat. Dia menyatakan bahwa satelit alami Bumi, yang kita kenal sebagai bulan, telah mengorbit planet kita selama sekitar 4 miliar tahun dan merupakan satu-satunya objek langit yang selalu terlihat dengan mata telanjang.
Thomas juga menegaskan bahwa asteroid ini tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi karena ukurannya yang kecil.
Bahkan, jika asteroid tersebut masuk ke atmosfer Bumi, ia akan terbakar dan kemungkinan sisanya akan jatuh di daerah yang tidak berpenduduk.
Menurutnya, asteroid jenis ini sudah sering terdeteksi. Thomas menyebutkan bahwa asteroid seukuran itu pernah jatuh di perairan Bone, Sulawesi, pada tahun 2009.
Saat ini, Thomas mengungkapkan bahwa observatorium dengan teleskop canggih di seluruh dunia sudah bersiap untuk memantau pergerakan asteroid ini
"Ini adalah fenomena yang menarik bagi dunia astronomi karena mengingatkan kita bahwa ada banyak benda di tata surya yang bisa memberikan kejutan," kata dia.