Hai Kawula Muda, selamat bulan Syawal!
Bulan Ramadan baru saja berlalu dan bulan Syawal pun tiba. Sebagian umat muslim biasanya akan meneruskan berpuasa dengan puasa sunnah Syawal yang dimulai sejak hari kedua bulan Syawal.
Begitu besarnya keutamaan puasa enam hari Syawal yang setara dengan puasa satu tahun ini, sampai-sampai banyak orang ingin menjalankan puasa Syawal meskipun hukumnya sunnah.
Namun, bagaimana bagi mereka yang masih memiliki utang puasa, apakah boleh melakukan puasa Syawal sebelum membayar utang puasa?
Menurut Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas, bagi yang memiliki utang puasa, sebaiknya diganti terlebih dahulu.
Meng-qadha atau mengganti puasa Ramadan yang ditinggalkan karena alasan tertentu yang diperbolehkan agama, harus didahulukan sebelum melaksanakan puasa Syawal. Hal itu karena puasa Ramadan hukumnya wajib, sedangkan puasa Syawal hukumnya sunnah.
Namun rupanya tidak semua ulama berpendapat sama seperti wakil ketua MUI untuk membayar utang puasa dahulu sebelum berpuasa Syawal.
Jika mengikuti laman resmi Lembaga Fatwa Mesir, mantan Mufti Mesir Dr Ali Gomaa Muhammad mengatakan, para ulama fiqih memperbolehkan menggabung utang puasa dengan puasa sunnah.
Namun, niat meng-qadha puasa harus didahulukan dari puasa sunnah. Hal itu didasari atas pendapat Imam as-Suyuthi dalam Al-Asybah wa an-Nadhairi:
“Jika seseorang mengganti puasa Ramadan, puasa nazar, atau puasa kafarat pada bulan Arafah dan menggabungkannya dengan niat puasa Arafah, maka al-Barizi berfatwa bahwa hal itu sah dan dia mendapatkan pahala keduanya," begitu seperti tertulis di laman Lembaga Fatwa Mesir.
Namun, mereka yang menggabungkan niat puasa sunnah Syawal dan meng-qadha puasa Ramadan hanya akan mendapat pahala kesunnahan dari puasa Syawal saja, bukan keutamaannya secara sempurna.