Kawula Muda, setujukah kalian bahwa laki-laki bersuara rendah atau bariton itu lebih menarik?
Para peneliti di China telah menemukan bahwa ciri fisik tertentu pada laki-laki berperan dalam seberapa besar kemungkinan mereka berselingkuh.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Individual Differences menyatakan bahwa laki-laki bersuara lebih dalam dan berat atau bariton, lebih cenderung tidak setia.
Dijelaskan, laki-laki dengan tingkat testoteron yang lebih tinggi membuat suara mereka jadi lebih rendah. Karena testoteron tinggi itulah, mereka cenderung dianggap lebih mungkin berperilaku selingkuh atau kurang bisa menjaga komitmen dalam urusan asmara.
Hal itu diungkapkan oleh tim dari Universitas Southwest, China. Mereka juga menambahkan bahwa testoteron dapat menjadi indikator yang dapat diandalkan untuk karakteristik dan perilaku seorang laki-laki.
Mengutip dari Bodyandsoul, sebagai bagian dari penelitian, mereka melibatkan 250 relawan laki-laki dan perempuan.
Mereka diminta untuk membaca daftar kata, direkam, kemudian dianalisis frekuensi dan tinggi nada serta bagaimana kata tersebut dipengaruhi oleh bentuk mulut, laring, dan tingkat testoteron individu.
Hasilnya kemudian dibandingkan dengan penilaian psikologis masing-masing peserta yang meliputi pertanyaan seputar kesetian dan kecurangan dalam hubungan.
Uniknya, perbedaan suara perempuan dalam hal frekuensi dan nada tidak berkorelasi dengan perubahan sikap mereka terhadap perselingkuhan seperti yang terjadi pada relawan laki-laki.
Atas temuan itu, para peneliti juga menyimpulkan, laki-laki dengan nada suara lebih berat dan dalam (bariton) ternyata cenderung “tebar pesona”. Para pemilik suara beroktaf rendah ini dianggap lebih meningkat statusnya di antara laki-laki lain.
Suara yang lebih dalam pada laki-laki juga dianggap lebih menarik bagi perempuan. Itulah yang mendasari para pemilik suara bariton sangat membuka peluang kemungkinan perselingkuhan.
Sebelumnya, sebuah studi yang dilakukan pada 2013 juga menemukan hubungan antara nada bicara dan komitmen. Disebutkan, semakin banyak perempuan yang mengira seorang laki-laki bakal selingkuh, justru makin tertarik mereka.
Dalam pendekatan biologis, suara yang lebih rendah menunjukkan tingkat testoteron yang lebih tinggi, dan itu dianggap menjadi salah satu penyebab mereka melakukan hubungan singkat.
Sebaliknya, laki-laki dengan testoteron rendah yang menyebabkan suara mereka lebih tinggi, cenderung memiliki kepuasan hubungan jangka panjang. Untuk pernikahan, jenis suara ini memiliki tingkat perceraian yang rendah.
Kelemahan dari studi ini adalah para peserta penelitian semuanya terdiri dari para mahasiswa yang sangat mungkin mereka masih belum mau terlalu berkomitmen untuk hubungan terlalu serius (pernikahan).
Namun demikian, soal setia pada pasangan tentunya enggak harus setelah menikah dahulu dong ya?