Rahajeng Rahina Nyepi 2023, Kawula Muda!
Peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1945 akan jatuh pada hari Rabu, (22/03/2023). Hari Raya umat Hindu tersebut memiliki beberapa upacara ritual yang dilaksanakan ketika hari suci tersebut tiba.
Umat Hindu diharuskan menyepi dan memanfaatkan momentum Hari Raya Nyepi untuk evaluasi diri agar menjadi pribadi yang semakin baik di masa depan.
Selama pelaksanaan Nyepi yang dilakukan setiap Tahun Baru Saka yang jatuh pada tanggal pertama bulan ke-10 dalam kalender Hindu tersebut, umat agama Hindu diminta untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang.
Hal-hal terlarang itu disebut dengan Catur Brata penyepian yang dilarang dilakukan umat Hindu selama perayaan Nyepi.
Untuk diketahui, Hari Nyepi yang berasal dari kata 'sepi', yang berarti 'hening dan senyap'. Berikut ini, Catur Brata Penyepian yang merupakan pantangan yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi umat Hindu.
1. Amati Geni
Amati Geni berarti larangan untuk menyalakan lampu, Kawula Muda. Tidak hanya lampu, umat Hindu juga berpantang menyalakan api dan benda elektronik lainnya.
Selama 24 jam, tidak ada aktivitas yang berkaitan dengan listrik atau api, termasuk internet. Hal ini dilakukan sebagai bentuk simbolis melawan hawa nafsu duniawi.
Selain itu, melansir buku Perubahan Sosial di Pedesaan Bali umat Hindu juga harus memendam api yang ada di dalam diri, seperti kemarahan, iri hati dan pikiran yang tidak baik.
2. Amati Karya
Amati Karya memiliki arti tidak boleh melakukan aktivitas jasmaniah dan fokus kepada hal rohaniah termasuk bekerja. Dalam hening, umat Hindu diajak untuk merenung dan introspeksi diri atas segala tindakan kurang baik yang pernah dilakukan.
3. Amati Lelungan
Amati Lelungan adalah berpantang untuk bepergian. Hal ini bertujuan agar umat Hindu khusuk beribadah selama satu hari penuh. Umat Hindu akan berdiam diri di rumah dengan bermeditasi bersama keluarga sekaligus evaluasi hubungan dengan Tuhan. Tujuan tidak boleh melakukan perjalanan atau keluar rumah bertujuan agar alam akan tenang dan jauh dari gangguan manusia.
4. Amati Lelaungan
Amati Lelaungan adalah pantangan untuk bersenang-senang saat perayaan Hari Raya Nyepi. Hal ini bertujuan untuk menghentikan sejenak segala bentuk kesenangan duniawi agar umat Hindu memiliki pemusatan pikiran untuk sembahyang.
Melansir CNN, tidak ada toko, warung, mal, dan tempat hiburan lainnya yang buka selama Nyepi. Bahkan umat Hindu juga berpuasa, tidak makan dan minum selama 24 jam penuh.
Empat pantangan hari raya Nyepi di atas dimaksudkan sebagai introspeksi diri akan seberapa jauh tingkat pendekatan rohani yang telah dicapai. Selain itu, Catur Brata Penyepian berfungsi untuk melepaskan hal yang buruk dan memulai menata hidup lebih baik.
Selain hal yang dilarang, umat Hindu saat perayaan Nyepi juga harus melakukan hal-hal atau tradisi yang harus dilakukan, Kawula Muda.
1. Upacara Melasti
Dalam penelitian berjudul "Fungsi dan Makna Ritual Nyepi di Bali", Upacara Melasti, Mekiis, atau Melis, biasanya dilaksanakan tiga atau dua hari sebelum pelaksanaan Nyepi.
Fungsi acara ini untuk menyucikan peralatan upacara dan personal yang akan melaksanakan ritual catur brata penyepian saat hari Nyepi.
Saat upacara melasti, perlengkapan upacara akan diarak ke pantai atau sungai untuk disucikan.
2. Ritual Bhuta Yajna
Ritual Bhuta Yajna mirip dengan Upacara Melasti yang bertujuan untuk menyingkirkan elemen negatif dan menciptakan keseimbangan antara Tuhan, Manusia, dan Alam.
Dalam ritual ini, masyarakat Bali akan membuat ogoh-ogoh atau boneka raksasa itu ditandai untuk mewakili kejahatan yang dibuat dari bambu dan kertas.
Saat matahari terbenam, masyarakat melakukan pawai ogoh-ogoh sambil memainkan musik gabungan dari kulkul atau lonceng tradisional Bali, klakson, gamelan, dan tetabuhan.
3. Tawur Agung
Upacara Tawur Agung, Tawur Kesanga dilaksanakan sehari sebelum melakukan Nyepi, tepatnya pada waktu pergantian tahun menurut perhitungan Hindu Bali.
Dalam bahasa Jawa ‘Tawur’ berarti saur. Sedangkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti melunasi hutang. Di setiap perempatan desa atau pemukiman, Tawur Agung mengandung lambang untuk menjaga keseimbangan.
Keseimbangan yang dimaksud, yaitu Buana Alit, Buana Agung, manusia Bhuta, keseimbangan Dewa, serta mengubah kekuatan Bhuta menjadi dewa yang memiliki harapan dapat memberikan kesejahteraan dan kedamaian.
4. Ngembak Geni
Hari Ngembak Geni adalah hari yang jatuh satu hari setelah Hari Raya Nyepi, Kawula Muda. Ngembak Geni digunakan umat Hindu untuk mengunjungi keluarga hingga teman kerja untuk memaafkan satu sama lain atas kesalahan yang mungkin terjadi sebelumnya.
Ngembak Geni diawali dengan aktivitas baru dengan Mesima Krama atau dialog antar sesama tentang sesuatu yang sudah terjadi, baru terjadi, dan yang akan datang.
Kawula Muda, itulah hal yang dilarang dan yang boleh dilakukan saat Hari Raya Nyepi.
Rahajeng Rahina Nyepi 2023, Kawula Muda!