jangan ya dek yaaa
Siapa nih disini Kawula Muda yang kalo berantem sama pacarnya suka pake jurus silent treatment?
Banyak loh yang pake ‘senjata’ silent treatment buat ngasih pelajaran ke pasangan, atau mungkin buat ‘nyari’ ketenangan dulu.
Tapi, sebenernya istilah silent treatment itu apa sih? Apakah cara ini bener-bener efektif buat menyelesaikan masalah, atau malah bikin hubungan semakin ruwet dan penuh drama?
Yuk, mending kita bahas, karena nggak sedikit loh yang salah kaprah soal silent treatment ini. Bisa jadi ini cara untuk menghindari konflik, tapi bisa juga jadi senjata maut yang justru bikin pasangan kamu makin jauh!
Secara umum, "silent treatment" merupakan bentuk manipulasi emosional yang dapat menghambat penyelesaian masalah dalam hubungan.
Tindakan ini membuat pihak yang diterima perlakuannya merasa tidak dihargai, dicintai, bahkan terluka, bingung, frustrasi, atau marah.
Dalam banyak kasus, sikap diam ini digunakan sebagai cara untuk menghukum atau mengontrol pasangan, dan lebih sering terjadi dalam hubungan yang penuh ketegangan atau konflik.
Namun, sangat penting untuk kita bisa membedakan "silent treatment" dengan permintaan untuk menunda pembicaraan.
Meminta waktu untuk merenung atau melanjutkan diskusi di waktu yang lebih baik adalah tindakan yang sehat dan menunjukkan keinginan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih konstruktif.
Sebaliknya, "silent treatment" hanya menciptakan lebih banyak jarak dan ketegangan tanpa adanya niat untuk mencari solusi. Seringkali, “silent treatment” sulit dikenali karena tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik yang terlihat.
Namun, ada beberapa ciri yang dapat membantu kamu mengidentifikasi perilaku ini dalam hubungan:
1. Menghindari Komunikasi dalam Waktu Lama
Dalam banyak kasus, pasangan yang memberikan "silent treatment" akan berhenti berbicara denganmu dalam waktu yang lama, bisa berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Mereka baru akan mulai berbicara kembali jika kamu meminta maaf atau menunjukkan tanda-tanda penyesalan.
2. Mengabaikan Secara Sengaja
Pasangan yang memberikan "silent treatment" sering kali tidak hanya mengabaikanmu secara langsung, tetapi juga mulai berinteraksi dengan orang lain secara normal.
Mereka menolak untuk berkomunikasi denganmu, meskipun tetap berbicara dengan orang lain di sekitar mereka.
3. Menolak Pengakuan atau Respons terhadap Usaha Berbicara
Pasangan yang memberikan "silent treatment" sering menahan diri untuk tidak menanggapi upaya komunikasimu.
Mereka mungkin menunggu sampai kamu memohon atau mencari cara untuk menenangkan mereka sebelum mereka mau berbicara lagi.
Silent treatment memiliki dampak psikologis yang cukup besar pada penerima perlakuan tersebut.
Perasaan terisolasi, cemas, bingung, dan bahkan merasa tidak dihargai atau dicintai, adalah beberapa efek yang dapat muncul akibat perlakuan ini.
Selain pengabaian langsung, "silent treatment" juga bisa terjadi dalam bentuk pengabaian virtual.
Jika kamu merasa terjebak dalam siklus "silent treatment", penting untuk berbicara dengan pasangan secara jujur dan mengungkapkan bagaimana tindakan ini mempengaruhi perasaanmu.
Jika diperlukan, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang konselor atau terapis hubungan agar dapat memperbaiki pola komunikasi yang tidak sehat.