Kira-kira efektif buat mendeteksi kebohongan ga ya, Kawula Muda?
Lie detector kembali ramai dibahas karena akan digunakan untuk menyelidiki lebih dalam kasus Ferdy Sambo.
Sesuai namanya, lie detector merupakan alat yang (katanya) dalam mendeteksi kebohongan seseorang. Berbeda dengan ilmu dukun, alat ini mencoba merekam dan menganalisis respons tubuh saat menjawab pertanyaan.
Kemudian, apabila terdapat respons yang dinilai ‘tidak normal’, maka alat ini akan bereaksi.
Beberapa hal yang diukur oleh alat ini mulai dari tekanan darah, perubahan pernapasan, hingga keringat di telapak tangan.
Perubahan tersebut dinilai dapat terjadi karena ketika berbohong, terdapat perubahan tingkah laku dan fisiologis yang terjadi pada tubuh.
Mengutip Kompas, Prof Don Grubin, seorang psikiatri forensik mengatakan bahwa akurasi uji lie detector mencapai 80 hingga 90 persen. Hal tersebut dapat terjadi apabila uji dilakukan dengan benar dan tepat.
Karena ditakutkan pengikut tes terlalu gugup dan stres sehingga mendapat hasil yang salah, biasanya terdapat pra wawancara yang dilakukan terlebih dahulu.
Adapun wawancara pra-tes tersebut biasa dilakukan cukup panjang (hingga satu jam) untuk memfokuskan individu dan menghilangkan gangguan dari luar.
Untuk memulai mendeteksi kebohongan, seseorang akan diminta untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Kemudian, akan terdapat beberapa tabung hingga kabel yang terhubung ke tubuh.
Tak jarang, terdapat pula sesuai yang diletakan di ujung jari untuk merekam aliran darah seseorang. Kemudian, para peneliti juga menggunakan detektor gerakan untuk mengetahui apabila seseorang mencoba untuk ‘mengelabui’ tes.