Ngabuburit hari ini mau ngapain, Kawula Muda?
Ngabuburit adalah istilah yang tidak asing dilontarkan umat Muslim saat menjelang buka puasa kala Ramadhan. Namun, sebenarnya, apa arti dari ngabuburit? Kemudian, bagaimana kata ngabuburit itu menjadi populer di Indonesia? Berikut penjelasannya ya, Kawula Muda!
Pada kamus Besar Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), disebutkan ngabuburit merupakan penyatuan kata ‘ngelantung ngadagoan burit’ yang artinya 'bersantai-santai menunggu waktu sore'.
Sementara itu, mengutip KBBI, terdapat arti kata dasar ‘burit’ yang berarti 'sore hari'. Hal ini sesuai pendapat pakar ahli bahasa yang menyebut ngabuburit berasal dari kata dasar ‘burit’ dan mendapat imbuhan.
Karena itu, ngabuburit kerap diartikan sebagai bersantai di sore hari menjelang buka puasa. Tepatnya, sejak pukul 15.30 hingga waktu berbuka atau yang kerap disebut sebagai ba’da (waktu setelah) Ashar.
Ngabuburit pun telah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia di bulan Ramadan. Pada awalnya, ngabuburit biasa diisi dengan kegiatan religius seperti pesantren kilat.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, ngabuburit kian diisi dengan aktivitas untuk bersantai. Biasanya, seseorang dapat melakukan berbagai hal seperti berolahraga ringan, berkumpul dengan teman-teman, aktivitas sosial, membeli takjil, atau sekadar jalan-jalan menikmati pemandangan sekitar menjelang waktu berbuka puasa.
Secara historis, tradisi ngabuburit telah dilakukan sejak zaman dahulu kala. Akan tetapi, kala itu aktivitas mengisi waktu luang sembari menunggu waktu berbuka belum disebut sebagai ngabuburit, Kawula Muda! Cara mengisi waktu luang tersebut juga banyak dengan ibadah.
Istilah ngabuburit mulai menyebar dan populer di berbagai wilayah Indonesia sebelum tahun 1900-an. Tradisi ini kemudian berkembang di berbagai daerah di Indonesia dan menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia.
Selain sebagai cara untuk mencari hiburan, tradisi ngabuburit juga memiliki makna penting dalam agama Islam. Kegiatan ini dapat membantu umat Muslim untuk lebih memahami arti puasa, menjaga kesabaran, dan melatih ketahanan tubuh dalam menahan lapar dan dahaga.
Selain itu, ngabuburit juga dapat menjadi momen untuk berbagi dengan sesama, seperti dengan memberikan makanan atau minuman kepada orang yang membutuhkan.
Mendenagrkan podcast atau drama audio enggak boleh lo lewatkan buat jadi kegiatan ngabuburit lo, Kawula Muda. Dengan mendengarkan podcast, lo tidak akan merasa menunggu waktu berbuka.
Drama audio “The Stories” bisa lo dengarkan di Prambors Radio Apps di AppStore maupun Play Store! Drama audio “The Stories” menceritakan kisah empat orang sahabat yang tergabung dalam anggota Para Pencari Kesetiaan (Ares, Amira, dan Ale) dari sudut pandang Ayas sebagai Mommy of the Group.
Ayas yang bertugas sebagai “fixer” dalam grup dan memastikan semua sahabatnya dapat “everything the best” di hidup mereka. Ternyata, Ayas selama ini diam-diam menjadi selingkuhan Miko, dosennya yang sudah memiliki tunangan. Ares menemukan itu setelah Ayas menerima telepon jam 2 malam di apartemennya.
Drama audio ini sudah menyelesaikan season pertamanya, loh! Buat Kawula Muda yang belum dengerin, yuk, dengerin drama audio “The Stories” dan lanjut ke "The Stories Season 2: Balada Cerita Ramadhan" yang hadir untuk menemani Kawula Muda menunggu waktu berbuka puasa, setiap hari pukul 17.00 selama bulan Ramadan.
Kawula Muda, sudah tidak bingung lagi kan harus apa ketika ngabuburit? Yuk, cus ke Prambors Radio Apps dan dengerin drama audio “The Stories"!