Kalau di daerah lo ciri khasnya apa?
Menyambut bulan Ramadan 1444 H, sebagian besar masyarakat Muslim di Indonesia biasanya melakukan berbagai persiapan dan kegiatan yang tak lepas dari tradisi khas daerah masing-masing.
Banyak tradisi yang dilakukan dengan memiliki arti dan norma dari setiap daerah tersebut. Misalnya, Munggahan dari Jawa Barat, Meugang dari Aceh dan lainya.
Kawula Muda, berikut rangkuman Prambors tradisi dari tiap daerah di Indonesia untuk menyambut bulan Ramadan, mengutip berbagai sumber, Selasa (21/03/2023):
Tradisi Nyadaran atau biasa disebut dengan nyekar adalah kegiatan ziarah ke makam leluhur. Biasanya, masyarakat Jogja dan Jawa Tengah melakukan nyadaran sebelum memasuki bulan Ramadan.
Para warga juga melakukan tradisi kenduri atau makan bersama dengan hidangan hasil dari tani dan ternak warga yang disajikan di atas daun pisang.
Mereka menyebutnya sebagai ritual pembersihan diri menyambut bulan suci Ramadan.
Kemudian, ada tradisi Munggahan, nih Kawula Muda. Masyarakat Jawa Barat melakukan mengartikan tradisi ini sebagai tanda sampainya mereka ke bulan Ramadan.
Tradisi diisi dengan makan bersama, saling meminta maaf, bersilaturahmi ke rumah kerabat, dan membersihkan tempat ibadah atau makam keluarga. Ini adalah bentuk rasa syukur kepada Allah SWT sebelum masuk ke bulan Ramadan.
Tradisi Meugang di Aceh adalah tradisi yang sejak lama dilakukan oleh masyarakat di sana sejak tahun 1607, loh!
Biasanya, mereka memasak daging dalam jumlah besar dan menyantapnya bersama keluarga, kerabat, dan anak-anak yatim piatu. Sebab, pada zaman kerajaan dulu, Sultan Iskandar Muda memotong hewan dan memberikan kepada masyarakat dalam menyambut bulan Ramadan.
Selanjutnya ada tradisi masyarakat Minangkabau yakni mandi air dengan limau atau jeruk nipis. Kegiatan ini bisa terlihat di daerah-daerah tertentu yang terdapat aliran sungai dan tempat pemandian.
Maksud dari tradisi ini ialah menyucikan diri sebelum berpuasa di bulan suci Ramadan.
Umat Muslim di Bali dalam menyambut bulan Ramadan melakukan tradisi Megibung. Mereka duduk melingkar dan makan bersama dengan nasi di atas nampan.
Sejak abad ke-17, tradisi ini sudah diperkenalkan di Bali oleh Raja Karangasem, I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem.
Memasak lemang atau kue beras yang dimasak dalam bambu ini, sudah menjadi tradisi dari masyarakat di Malamang saat menyambut bulan Ramadan.
Banyak orang yang berkumpul di lapangan untuk membuat dan memanggang lemang bersama. Nantinya, makanan tersebut disajikan dengan tapai sipuluk atau beras ketan hitam yang difermentasi.
Walaupun masyarakat Indonesia melakukan tradisi berbeda-beda dalam menyambut bulan Ramadan, semua kegiatan tersebut memiliki arti yang sama yakni suka cita dan kebersamaan.
Selamat bulan suci Ramadan 1444 H, Kawula Muda.