Setelah direvitalisasi, kawasan Cikini jadi semakin menarik loh, Kawula Muda!
Tempat yang memiliki banyak cerita memang selalu menarik untuk didatangi. Contohnya seperti Jalan Cikini di Jakarta Pusat.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya memang telah berkomitmen untuk merevitalisasi trotoar di sepanjang kawasan Cikini agar daerah itu dapat menjadi destinasi wisata perkotaan atau urban tourism.
Cikini dikenal sebagai markas Institut Kesenian Jakarta, kampus yang menghasilkan sejumlah seniman dan musisi ternama di Indonesia.
Meski jalannya yang tidak terlalu luas, kawasan Cikini cocok menjadi pilihan destinasi wisata bagi yang ingin santai sambil berjalan kaki atau naik sepeda dengan jarak yang saling berdekatan.
Berikut ini adalah 6 destinasi wisata di Cikini yang harus didatangi:
Kantor Pos Indonesia yang dibangun pada 1920 ini dulu memiliki nama Tjikini Post Kantoor. Bangunan Kantor Pos ini masih identik dengan arsitektur kolonial seperti pilar yang ada dalam ruangan, sangat cocok untuk dijadikan spot foto!
Terletak tidak jauh dari Kantor Pos Indonesia, destinasi selanjutnya adalah Bakoel Koffie. Bakoel Koffie merupakan salah satu kedai kopi milik keluarga Liauw Tek Soen, seorang imigran asal Cina. Kedai kopi ini di dirikan sejak 1927.
Katanya, Tek Soen mendapat nama dan logo untuk kedai kopinya dari seorang perempuan yang menjual biji kopi sembari membawa bakul.
Bagi para penikmat konser musik di era 1960-an, pasti tidak asing dengan Rumah Ibu Dibjo. Rumah Ibu Dibjo dikenal sebagai tempat penjualan berbagai tiket pertunjukan seperti konser musik, film, pertandingan olahraga, dan lainnya.
Ibu Dibjo telah berdiri sejak 1963. Namun, saat ini rumah Ibu Dibjo sedang direnovasi dan pindah ke Jalan Ponorogo, Menteng. Mengikuti perkembangan zaman, saat ini Ibu Dibjo juga menjual tiket pertunjukan melalui website www.ibudibjo.com.
Pabrik roti legendaris Tan Ek Tjoan ini telah berdiri sejak 1921 dan menjadikannya toko roti tertua di Jakarta serta Bogor. Namun, pada 2015, Pemprov DKI Jakarta melarang adanya pabrik di tengah kota, sehingga pabrik tersebut pindah ke Ciputat, Tangerang Selatan.
A. Kasoem atau yang bernama asli Atjoem Kasoem merupakan pribumi pertama yang berhasil mendirikan pabrik kacamata di Indonesia. Pabrik pertamanya terletak di Jalan Braga, Bandung.
Sebelum ia mengikuti sekolah bisnis kamacata di Kurt Schlosser, A. Kasoem hanya berjualan secara door to door. Produknya mulai dikenal semenjak ia menyediakan kacamata untuk para pejabat negara saat ibu kota Indonesia pindah ke Yogyakarta.
Rumah seluas 1,5 hektare ini adalah milik pengusaha asal Minangkabau, Masagus Nur Muhammad Hasyim Ning (Ning). Rumah ini terkenal usai menjadi tempat syuting film legendaris yaitu Catatan Si Boy. Sampai saat ini, rumah Hasyim Ning masih dihuni oleh keluarga besarnya.