Kawula Muda, yuk sama-sama belajar mengenali segala gejala di sekitar kita.
Semua orang tua pasti mencintai dan ingin memberikan yang terbaik untuk sang anak. Namun, banyak yang berdasarkan alasan tersebut akhirnya banyak orang tua yang justru melakukan tindakan yang memunculkan toxic parenting.
Dilansir dari healthy way, toxic parenting adalah orang tua yang menerapkan pola didik dengan posesif, keras, atau terlibat secara berlebihan pada kehidupan anak.
Selain itu, toxic parenting juga cenderung hanya mau melakukan komunikasi satu arah kepada anak dan apa pun yang dilakukan sang anak harus sesuai dengan keinginan orang tua demi kepuasan mereka semata.
Tingkah toxic parenting tidak melulu berurusan dengan kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan mental dan batin. Memiliki bahaya yang fatal terhadap tumbuh kembang anak, berikut lima dampak buruk toxic parenting pada anak.
Salah satu efek bahaya dari toxic parenting adalah si anak tumbuh menjadi pribadi yang penakut dan tidak percaya diri. Seringnya mendengar larangan, dianggap sepele, dan dimarahi karena keputusannya selalu dianggap salah membuat anak mudah menyalahkan diri dan tidak berani bertindak dalam lingkungan.
Anak merupakan peniru ulung dari tindak tanduk sang orang tua. Tanda paling menonjol dari orang tua yang menerapkan toxic parenting ialah marah dan bertindak keras secara berlebihan.
Alhasil,tidak heran jika anak yang besar dari keluarga yang toxic parenting akan tumbuh sebagai sosok yang pemarah. Karena marah adalah ekspresi diri yang paling ia kenal dan dekat dengan dirinya.
Terbiasa melihat hal negatif dan diperlakukan dengan tidak baik membuat anak yang dididik oleh toxic parents akan membuat dia susah untuk mencerna hal positif di hidupnya.
Bahagia merupakan emosi yang langka baginya. Sedih dan tertekan adalah perasaan yang sering dialami oleh sang anak yang sedang di bawah pengawasan toxic parenting. Akibatnya, ia jadi takut menerima hal yang baik atau perasaan bahagia karena merasa asing dan khawatir itu hanya sementara semata.
Ini yang paling bahaya, yakni trauma berkepanjangan. Pola asuh yang menekan si anak sedari kecil bisa berpotensi menjadi trauma yang akan dibawa hingga ke masa dewasa. Dampaknya rasa trauma tersebut bisa mengakibatkan penyakit, baik secara mental maupun fisik. Kehidupan anak juga menjadi terganggu untuk waktu yang lama.
Itulah dampak buruk dari toxic parenting yang berbahaya untuk sang anak. Rasa sayang orang tua yang berlebihan kepada anak merupakan hal yang wajar, namun hati-hati dalam mengutarakannya.
Jika salah, bukannya membuat anak bahagia, tetapi justru menjadi bumerang yang menyakitkan, baik untuk orang tua maupun kehidupan si anak, selamanya.