Indonesia dikenal dengan kekayaan budaya yang tidak terhingga, Kawula Muda
Tradisi Lebaran di Indonesia menjadikan Lebaran sebagai hari besar umat Islam sangat meriah setiap tahunnya. Kekayaan budaya dan suku bangsa yang dimiliki Indonesia membuat Indonesia mempunyai beragam tradisi Lebaran yang masih dijaga hingga kini.
Setiap daerah rupanya memiliki tradisi Lebaran yang unik. Mulai dari makanan, baju, hingga hiasan Lebaran yang berbeda.
Tim Prambors sudah merangkum 10 tradisi Lebaran yang masih dijaga hingga saat ini.
Masyarakat Pontianak akan menjejerkan ratusan meriam karbit di pinggir sungai Kapuas tepat di malam takbiran atau satu hari menjelang Lebaran.
Tradisi Lebaran di Pontianak ini merupakan bentuk penghargaan kepada pendiri kota Pontianak, Sultan Syarif Abdurrahman yang mempunyai kebiasaan mengusir roh jahat dengan menyalakan meriam.
Tradisi Lebaran di Banten bernama ‘Ngadongkapkeun’. Tradisi ini merupakan percampuran antara adat lokal dengan ajaran Islam, Kawula Muda.
Tradisi ini dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh tetua kampung dan dilanjutkan dengan sungkeman kepada yang lebih tua sebagai penghormatan kepada leluhur.
Tradisi Lebaran yang masih sangat kental di Morowali, Sulawesi Tengah hingga saat ini adalah ziarah kubur. Tradisi sakral ini dilakukan dengan cara membersihkan sekitar makam sembari berdoa agar dipertemukan kembali dengan anggota keluarga di Surga.
Di Aceh, masyarakatnya memiliki tradisi Lebaran yang unik, yakni ‘Meugang’. Dalam tradisi ini, warga secara berkelompok akan memasak daging sapi atau kambing. Nantinya, daging tersebut akan dibagikan kepada orang yang membutuhkan dan dimakan bersama keluarga.
Meugang memiliki tujuan untuk menguatkan ikatan antar warga di Aceh, Kawula Muda.
Bagi umat muslim di Bali, tradisi Lebaran Ngejot merupakan tradisi unik menyambut Lebaran. Tradisi tersebut merupakan tradisi di mana warga akan memberi makanan kepada tetangga. Menariknya, tidak ada status sosial atau agama di dalamnya. Hal ini menunjukkan toleransi beragama yang sangat kental di Bali di mana penganut Islam merupakan minoritas.
Salah satu tradisi Lebaran yang sangat meriah adalah Grebeg Syawal di Yogyakarta. Dalam tradisi ini, Keraton Yogyakarta akan membuat tujuh gunungan yang akan diarak ke Alun-Alun Utara. Nantinya, masyarakat akan mengambil hasil bumi dari gunungan tersebut. Dipercaya, masyarakat yang berhasil mengambil hasil bumi akan dilimpahi dengan berkah.
Tiga hari menjelang Lebaran, masyarakat Gorontalo akan menyalakan jutaan lampu yang disebut sebagai ‘Tumbilotohe’ atau yang berarti malam pasang lampu.
Ma'burasa merupakan salah satu tradisi masyarakat suku Bugis-Makassar, Sulawesi Selatan menjelang Lebaran.
Ma'burasa berasal dari bahasa Bugis yang berarti membuat burasa', sebuah kuliner tradisional dari masyarakat Bugis-Makassar.
Burasa' merupakan makanan yang terbuat dari beras yang dicampur santan dan diberi sedikit garam. Lalu, dibungkus dengan daun pisang dan diikat secara khusus. Setelah itu, burasa' lalu direbus dalam waktu yang cukup lama.
Melansir Detik, Ma’burasa dilakukan H-1 sebelum Lebaran sebagai pengingat tentang kebiasaan orang tua dahulu menjelang Lebaran.
Munjug merupakan tradisi lebaran berbagai kebahagiaan di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Biasanya, seminggu sebelum Lebaran, masyarakat Konawe Selatan akan membawa hantaran berisi nasi dengan lauk pauk lengkap untuk dibagikan kepada kerabat atau tetangga terdekat.
Tradisi lebaran yang satu ini merupakan simbol rasa bahagia kepada Sang Pencipta karena masih diberi kesempatan merayakan Lebaran, Kawula Muda. Bermakna banget, ya?
Tradisi Lebaran Haroa merupakan tradisi yang bersanding dengan hari besar keagamaan, seperti Idul Adha, Maulid Nabi, dan Idul Fitri yang digelar di pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
Dalam tradisi ini, akan diletakkan dulang bundar berukuran besar yang berisi aneka macam makanan di tengah ruangan. Kemudian, imam kampung akan memimpin doa untuk menyempurnakan ritual.
Kawula Muda, itulah 10 tradisi Lebaran di Indonesia yang masih ada hingga kini. Bangga banget, ya!